Kades Sihepeng Tolu: Warga Kami Terbantu Program JKN-KIS

Sebarkan:
MADINA - Warga Desa Sihepeng Tolu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) merasa sangat terbantu dengan adanya program JKN-KIS.

Pasalnya dengan menjadi peserta JKN-KIS, kini warga mulai ramai mengunjungi berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Madina, Sumatera Utara.

Kepala Desa Sihepeng Tolu, Kabupaten Madina Sofwan kepada wartawan mengatakan, minat warga Desa Sihepeng Tolu terhadap program JKN-KIS sangat tinggi.

"Tingginya minat tersebut dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mulai mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berobat atau sekedar memeriksakan kesehatan dengan menggunakan JKN-KIS," ungkapnya, Senin (30/12/2019). 

Setelah enam tahun berjalan, Sofwan mengakui program JKN-KIS tidak hanya menjadi bagian kampanye pemerintah semata, melainkan benar-benar telah membawa perubahan terhadap kesejahteraan kesehatan warganya.

Manfaat besar program strategis pemerintah ini menyebar begitu saja dari mulut ke mulut sehingga menarik perhatian banyak warganya.

"Rata-rata warga kita berobat sudah menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) bang. Yang mampu mendaftar sendiri dan yang tidak mampu sekitar seperempat dari warga kita sudah didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dibantu oleh Program Keluarga Harapan (PKH)," jelasnya.

Ia menyebutkan, salah satu penyebab tren positif penggunaan KIS di wilayahnya adalah Puskesmas Sihepeng sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah Daerah yang berada ditengah-tengah permukiman warga.

"Dengan fasilitas yang cukup lengkap dan mudah diakses, Puskesmas Sihepeng juga memberikan pelayanan yang optimal tanpa diskriminasi," ucapnya.

Sofwan kemudian mencontohkan salah satu warganya yang telah terbantu dengan program JKN-KIS.

Warga tersebut adalah Tia, dimana operasi bibir sumbing buah hati pertamanya yang berusia dua tahun ditanggung sepenuhnya tanpa mengeluarkan biaya.

Meskipun kelainan yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan perkembangan wajah saat janin ini tidak terlalu mengganggu pertumbuhan, namun keberadaannya dapat berpengaruh terhadap mental dan penampilan anak.

Sofwan melanjutkan, biaya yang harus ditanggung untuk operasi buah hati ibu Tia saat itu sekitar 5 juta rupiah, cukup besar mengingat dirinya yang tidak bekerja dan suaminya yang baru saja berhenti bekerja sebagai buruh pabrik.

Dua tahun menunggu program sosial dari pihak swasta yang biasanya rajin menggelar operasi masal bibir sumbing pun belum kunjung ia dengar.

Beruntung pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Madina mendengar kisah bayi ibu Tia, dan pada bulan Oktober 2019 yang lalu segera membawanya ke rumah sakit untuk dioperasi.

Bayinya ternyata sebelumnya telah didaftarkan oleh Pemerintah Daerah menjadi peserta JKN-KIS, dengan berkoordinasi dengan perangkat desa.

Hingga saat ini, Sofwan mengatakan ibu Tia masih sering membawa bayinya untuk kontrol pasca operasi di Puskesmas.

Selaku pimpinan di Desa Sihepeng Tolu, dirinya bersyukur melihat warganya yang terbantu dengan keberadaan program JKN-KIS. Tidak hanya ibu Tia, tentunya banyak warga lain yang juga merasakan manfaat berobat dengan program JKN-KIS.

Dibutuhkan gotong royong dari Pemerintah Daerah, Perangkat Desa, dan pihak BPJS Kesehatan tentunya, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

"Kesejahteraan kan tidak hanya dinilai secara materi saja. Memiliki badan yang sehat dan produktif juga bagian dari sejahtera. Inilah yang kita ingin wujudkan bersama dengan BPJS Kesehatan," pungkas Sofwan yang baru dilantik jadi Kades pada Januari 2019 kemarin. (Syahrul/Hasmar).
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini