Ideologi Pancasila Menjawab Tantangan Moral dan Intelektual Era Millenial

Sebarkan:
Firman Jaya Daeli

Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia)

Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia) menyampaikan pemikiran dalam orasi Kebangsaan di Gedung Rektorat Kampus, di hadapan peserta Seminar Nasional.

Hal itu disampaikan saat Firman Jaya Daeli diundang menjadi Penceramah oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dewan Mahasiswa UIN Alauddin menyelenggarakan Seminar Nasional dalam format Kuliah Umum, pada Kamis (26/12/2019) dengan menghadirkan Firman Jaya Daeli untuk menyampaikan pemikiran secara umum dan dengan garis besar mengenai tema : "Ideologi Pancasila Menjawab Tantangan Moral Dan Intelektual Era Milenial".

Kampus UIN Alauddin, khususnya Dewan Mahasiswa UIN Alauddin telah mengundang juga beberapa Penceramah untuk menyampaikan pemikiran sesuai profesi dan jabatan masing-masing. Antara lain, Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah, M.Agr, Panglima Kodam Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Masguntur Laupe, dan lain-lain.

Kegiatan Seminar Nasional dalam format kuliah umum ini, dibuka oleh Dekan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Alauddin Dr. Firdaus Muhammad, M.A, yang mewakili Rektor UIN Alauddin Prof. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D. Presiden Dewan Mahasiswa UIN Alauddin Junaedi menyampaikan Kata Sambutan dalam acara Pembukaan Seminar Nasional.

Menurut Firman, era milenial adalah sebuah era yang sedang bertumbuh subur dan tengah berkembang pesat dengan berbagai dinamikanya dan sejumlah logikanya. Juga dengan rasionalitasnya dan moralitasnya.

Pertumbuhan dan perkembangan ini hadir dan berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa-bangsa, dan negara-negara di dunia.

Indonesia juga menjadi salah satu atmosfir dari pertumbuhan dan perkembangan milenial dan era milenial. Milenial pada dasarnya memiliki kandungan dan konsekuensi yang berdampak dan berpengaruh serius.

Era milenial merupakan sebuah dan serangkaian era peluang, era tantangan, dan era kompetisi. Era ini juga menjadi era kreatif, era inovatif, era kompetitif, dan era alternatif yang serba dan rata-rata bergerak dalam tempo waktu kecepatan tinggi dan dinamika jangkauan lompatan jauh.

Era millenial melahirkan, mengembangkan, dan menggelorakan teknologi, informasi, teknologi informasi, teknologi informasi berbasis digital, dan bahkan yang terbarukan, dan lain-lain.

Sebaliknya juga, keberadaan dan kemajuan teknologi, informasi, teknologi informasi, teknologi informasi berbasis digital, teknologi terbarukan, dan lain-lain, pada hakekatnya merangsang, menantang, dan mengundang percepatan, perluasan, dan peningkatan kualitas perihal yang serba kreatif, inovatif, kompetitif, dan alternatif terbarukan.

Inilah atmosfir kehidupan milenial, sebuah dan serangkaian dinamika dan logika era millenial. Atmosfir yang bersentuhan dengan sisi-sisi rasionalitas dan moralitas.

Ada aspek kemajuan dan kecanggihan teknologi. Revolusi industri 4.0 berintikan, mengandung, dan mendorong serta sekaligus juga terkait, didorong, dan dimaknai dengan percepatan, pembaharuan, dan perkuatan kualitas berbagai teknologi. Kualitas teknologi ini bersifat amat serba cepat, kreatif, inovatif, canggih, bahkan super canggih.

Pembangunan infrastruktur umum dan fisik, infrastruktur akomodasi, infrastruktur transportasi, infrastruktur industri, infrastruktur energi, infrastruktur teknologi adalah merupakan faktor-faktor inti dan terkait dengan percepatan, perluasan, dan peningkatan kualitas pelayanan dan perekonomian.

Pembangunan yang saling terhubung dan saling terkait (konekting) atau yang bersifat konektivitas, pada gilirannya akan semakin mempercepat dan memperkuat pemerataan dan distribusi.

Issue utama dari hakekat pemerataan dan distribusi adalah pembangunan yang bersifat konektivitas dan membumikan keadilan dan kemakmuran.

Perihal ini mengandung pesan tegas dan memastikan komitmen kuat terhadap terwujudnya daya keterjangkauan (aksesibilitas). Dan juga terhadap ruang keterbukaan bagi kesempatan dan jaringan kemasyarakatan (publik).

Ada pembangunan keadilan umum yang bersifat sosial dan non diskrimatif. Ada juga sistem distribusi keadilan dan sumber daya yang memungkinkan dan memastikan rakyat menjadi terbantu dan bangkit maju.

Terminologi terbantu dan bangkit maju adalah rakyat yang menjadi manusia bersikap dan bertindak kritis, dialogis, positif, kreatif, inovatif, alternatif, kompetitif dalam semangat sosial, bergotong royong, toleran, dan tidak individualistik.

Kehadiran dan keberadaan infrastrukturisasi adalah untuk menggerakkan penyelenggaraan pelayanan, pembangunan ekonomi, dan pemajuan sumber daya manusia (SDM).

Agenda ini harus senantiasa dan pada dasarnya menyemangati dan memaknai era milenial. Hakekat dan substansi era milenial adakah bukan sesuatu dan tidak serangkaian atmosfir yang berdiri dan bertumbuh sendiri. Ada sejumlah variabel dan nilai beserta sistem nilai yang menyertai dan mewarnainya.

Millenial adalah sebuah teks terisi yang terletak dan bergerak dalam konteks berbagai variabel nilai dan sistem nilai di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara.

Era dan substansi millenial lahir, tumbuh, dan berkembang di dalam dan di tengah konteks : adanya perkembangan global ; adanya dinamika dan logika liberalisme, kapitalisme, individualisme, radikalisme, ekstrimisme, fundamentalisme, sektarianusme, primordialisme ; adanya politik kapital dan politik identitas ; adanya ujian rasionalitas dan moralitas ; adanya era post truth (era pasca kebenaran). Hakekat substansi dan era milenial mengandung sejumlah tantangan baru dan terbarukan yang dinamis dan kompleks.

Perihal hakekat ini, selain memancarkan semangat, optimisme, dan pengharapan, namun mesti juga dikuati dan disemangati dengan perspektif optimisme dan pengharapan terhadap masyarakat, bangsa-bangsa, dan negara-negara di dunia.

Secara ideologis, ada Pancasila sebagai dasar dan falsafah yang dapat, mampu, dan efektif menjaga, mengatasi, dan menjawab tantangan moral dan intelektual era millenial.

Muatan kandungan ideologi Pancasila amat bersifat strategis, hakiki, visioner, dan relevan dengan tantangan era millenial. Ideologi Pancasila juga menyinari, menerangi, dan mentransformasi semangat, optimisme, dan pengharapan era millenial.

Doktrin sinar terang ini berfungsi kuat agar substansi dan era milpenial selalu terjaga dan selanjutnya terkawal nilai moralitasnya, nilai intelektualitasnya, dan nilai profesionalitasnya.

Profesi dalam dunia era millenial meskipun dengan senantiasa bergaul dan bekerja luas internasional, namun mesti dengan selalu "bermasyarakat dan berkerakyatan" Indonesia dan "berhati" Pancasila.

Ada dua tantangan serius yang harus dihadapi dan mesti diatasi era milenial, yaitu : yang pertama adalah mentransformasi, mengkapitalisasi, dan memaksimalisasi keseluruhan nilai tambah dan sistem nilai kemajuan yang dimiliki dan dihasilkan milenial ; dan yang kedua adalah mengukuhkan, menumbuhkan, dan memastikan keseluruhan konstruksi dan substansi pertahanan.

Dengan demikian ada sistem dan kultur ideologis yang kuat dan efektif untuk membangun dan memaknai ketahanan era milenial terhadap pengaruh dan akibat nilai kurang yang bersifat negatif ; dan perihal kemunduran yang bersifat destruktif yang menyertai era milenial.

Kedua tantangan serius era millenial diatas menjadi agenda dari ideologi dan falsafah Pancasila untuk menghadapi dan menjaganya.

Kedua tantangan ini juga merupakan tantangan moral dan intelektual era milenial untuk mengantisipasinya.

Pancasila sebagai ideologi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berfungsi dan berperan menanggapi dan menjawab tantangan moral dan intelektual era milenial.

Tantangan Pancasila sebagai sebuah ideologi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah memaknai berbagai tanggapan dan jawaban ideologis terhadap isi dan sisi moralitas dan intelektualitas era milenial.

Tantangan moral dan intelektual era milenial adalah tantangan yang berkelindan dan berintikan pada agenda dan menejemen untuk melahirkan dan mengembangkan Nilai-Nilai keadaban dan kemajuan.

Nilai-Nilai ini dimiliki era millenial (nilai ideologis ketahanan milenial). Kekuatan, kemampuan, dan keberhasilan ideologi Pancasila menjaga dan mengawal spritualitas era milenial, secara prinsipil terletak pada masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Intinya adalah kematangan, kemantapan, dan kebersamaan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia terhadap era millenial.

Masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia dengan berdasar dan berbasis pada penyelenggaraan dan pembumian ideologi Pancasila mesti selalu berfungsi kritis, korektif, dan efektif, guna menanggapi dan menjawab tantangan era millenial.

Nilai-Nilai yang dikandungi Sila-Sila Pancasila memiliki relevansi ideologis untuk memaknai keberadaan dan keberlanjutan era milenial.

Tantangan moral dan intelektual era milenial harus senantiasa disinari dan diterangi oleh nilai tambah dan positif serta sistem nilai keadaban dan kemajuan yang dikandungi Pancasila. (Sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini