Alamak..! SMPN 2 di Tapsel Jadikan Truk Cold Diesel sebagai Pengangkut Siswa

Sebarkan:
TAPSEL - Sekolah SMP Negeri 2 Arse yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tega menjadikan mobil truk jenis cold diesel sebagai angkutan sekolah.

Pasalnya, setiap harinya siswa dan siswi SMPN 2 Arse ini harus diangkut menggunakan mobil truk terbuka yang dimana seharusnya mobil tersebut tidak layak dijadikan angkutan orang.

Mobil truk jenis cold diesel ini seharusnya dijadikan pengangkut barang, pasir atau batu, tetapi sungguh berbeda dengan sekolah SMPN 2 Arse ini justru sebaliknya pihak sekolah menjadikan mobil tersebut sebagai angkutan umum bagi siswa dan siswinya. 

Prilaku yang dicontohkan pihak sekolah SMPN 2 Arse ini sungguh tidak memberikan kenyamanan dan perlindungan kepada peserta didiknya, yang dimana seharusnya sekolah harus memberikan atau mementingkan rasa aman dan nyaman kepada siswanya dan menunjukkan perilaku yang berkarakter, bukan malah sebaliknya.

Informasi yang dihimpun Metro Online dari salah satu orang tua siswa, RG (36), Rabu (4/12/2019) mengatakan dirinya menyesalkan sikap yang dilakukan pihak sekolah tersebut tanpa ada musyawarah kepada orangtua siswa terlebih dahulu.

RG menambahkan bahwa ia dan orang tua siswa lainnya dibebani biaya sebesar Rp35.000 sampai Rp50.000 kepada pihak sekolah sebagai ongkos bayar truk tersebut.

"Saya sangat menyesali tindakan yang dilakukan pihak sekolah, bukankah dulu sekolah janjinya mobil pengangkut siswa itu jenis Bus Sibualbuali, kenapa truk terbuka, saya kawatir akan keselamatan anak saya, emang sekolah pikir anak kita itu barang rongsokan, kitakan sudah bayar ongkosnya, harusnya pihak sekoalah pikirkan dampak negatifnya, kalau terjadi sesuatu apa pihak sekolah mau bertanggung jawab?" keluh RG.

Sebelumnya, Metro Online sudah menanyakan hal ini kepada salah satu siswa yang tidak mau disebutkan namanya ini, ketika dimintai keterangan terkait angkutan sekolah yang mereka naiki setiap harinya, mereka mengakui sangat resah dan tidak nyaman naik mobil tersebut.

Mereka juga menceritakan bahwa, sudah banyak kejadian yang terjadi menimpa mereka saat berada didalam truk tersebut.

"kami ngak nyaman bang naik truk itu, dulunya Bus Sibualbuali, kami juga heran kok diganti truk terbuka," ungkap sejumlah siswa ini.

Tidak itu saja, mereka juga menceritakan, bahwa ada teman mereka yang sempat jatuh dam terluka akibat berdesak-desakan dan ada juga yang terinjak-injak karena tidak ada pegangan, kemudian diceritakan mereka banyak beberapa siswa yang kehilangan uang saat naik truk karena berhempit-hempitan.

"Kami pernah kehilangan uang dan ada juga yang kawan kami yang jatuh dan terluka karena naik mobil truk itu, pas sopirnya rem mendadak kami terjatuh karena ngak ada itu pegangannya bang," ungkap mereka dengan polos.

Terpisah, Kepala Sekolah SMPN 2 Arse Muhammad Rahman Siregar kepada Metro Online mengatakan, bahwa mobil tersebut memang dulunya jenis bus Sibualbuali, tetapi karena ongkosnya naik pihak sekolah terpaksa menggantikannya dengan truk terbuka jenis cold diesel.

Rahman juga mengatakan hal ini dilakukannya untuk membuat siswa lebih menghemat ongkos naik angkutan umum ke sekolah setiap harinya dan juga menjadikan siswa lebih cepat datang ke sekolah.

"Inikan memang kita buat tujuannya menghemat siswa ke sekolah dan juga siswa lebih cepat sampai ke sekolah tanpa harus terlambat lagi," terang Rahman.

Apakah pihak sekolah tidak memikirkan dampaknya? dan jika terjadi sesuatu apakah pihak sekolah siap dan mau bertanggungjawab? Rahman menjawab, Pihak sekolah belum memikirkan kesitu.

Dijadikannya truk ini sebagai pengangkut siswa oleh pihak sekolah SMPN 2 Arse, Rahman mengakui bersalah karena truk tersebut bukanlah angkutan orang yang sebenarnya, melainkan kenderaan pengangkut truk.

Masalah adanya pungutan uang transport tersebut, ia juga mengakui melakukan pungutan kepada siswa sebesar Rp35.000 sampai Rp50.000 perorangnya, tergantung jauh dekatnya.

Kemudian untuk biaya yang harus dibayarkan sekolah untuk ongkos truk tersebut berkisar Rp4.000.000 setiap tahunnya dan siswa yang dikutip berkisar 50 orang saja.

"Kita mengakui salah menjadikan truk tersebut sebagai transportasi pengangkut siswa ke sekolah. Untuk kedepannya kita akan tiadakan dan akan mengkaji ulang hal ini kembali, untuk tahun 2020 kita akan hentikan, kita habiskan dulu tahun ini karena bertepatan siswa mau ujian," pungkasnya. (Syahrul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini