Sniper Cantik Ini Mengaku Telah Bunuh 100 Anggota ISIS, Kepalanya Dihargai 14 Milyar

Sebarkan:
INTERNASIONAL - Joanna Palani, seorang wanita berparas cantik ini merupakan sniper atau penembak jitu yang bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YJP) dalam upaya melawan organisasi ISIS.

Dilansir dari beberapa sumber media online, Joanna Palani merupakan perempuan berbangsaan Denmark, yang dikenal akan kisahnya terlibat dalam peperangan melawan ISIS di Suriah.

Berdasarkan informasi, Joanna Palani lahir di sebuah kamp pengungsian di Gurun Ramadi, Irak, selama Perang Teluk 1993, yang kemudian bermigran ke Denmark saat usianya masih 3 tahun.

Gadis blasetran Iran-Kurdi ini harus meninggalkan Iran Kurdistan karena alasan politik dan kebudayaan kala itu.

Joanna Palani yang memiliki paras cantik ternyata juga memiliki kemampuan seorang sniper yang luar biasa. Bahkan, dengan keberanian dan kemampuannya, membuat ia menjadi sniper yang paling dicari oleh pejuang ISIS.

Mengutip dari sebuah sumber, perempuan yang dijuluki Lady Death ini mengakui bahwa dirinya telah membunuh 100 orang anggota ISIS. Akibatnya, ia diburu oleh ISIS, dan kepalanya dihargai hingga 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkapnya.
Mewarisi darah pejuang dari kakek dan ayahnya, membuat Joanna terdorong untuk memulai revolusi melalui aksi militan.

Pada 2014, wanita cantik ini keluar dari bangku kuliahnya, dan mulai melakukan perjalanan ke Suriah di usianya yang masih terbilang muda yakni 21 tahun.

Ia pun menceritakan bagaimana awal perjalanan, dan pelatihan yang diikutinya sebelum terjun ke garda terdepan untuk melawan ISIS.

"Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasak kekuatan dari sebuah senjata. Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya. Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu," ujar Joanna seperti dikutip dari berbagai sumber.

Lebih lanjut, Joanna palani mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai proses pelatihannya di kamp.

"Saya sangat menyukai pelatihan saya. Itu mengingatkan saya pada sosok Lyudmila (Pavlichenko) Lady Death dari Tentara Merah Rusia," katanya dikutip dari sumber yang sama.

Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko yang dimaksud adalah seorang penembak Soviet dalam Tentara Merah pada Perang Dunia II, yang dikenal karena membunuh 309 orang.

Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko dianggap sebagai salah satu penembak militer papan atas sepanjang masa dan penembak perempuan tersukses dalam sejarah.

Apalagi darah Joanna selalu mendidih setiap kali mendengar berita pejuang ISIS memperlakukan buruk anak-anak dan perempuan. Selama di Timur Tengah, ia adalah bagian dari pasukan yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran.

"Saya adalah seorang penembak jitu. Saya suka menggunakan otak dan tubuh saya untuk fokus pada misi saya," ungkapnya. (Ril/Tri)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini