Miris, Makam Guru Patimpus Dipenuhi Semak semak

Sebarkan:
HAMPARAN PERAK-Guru Patimpus Sembiring Pelawi yang merupakan pendiri Kota Medan hampir dilupakan warga kota ini. Kuburannya sajapun tidak semua warga Kota Medan tahu di mana persisnya.

Ini akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap jasa-jasa Pendiri Kota Medan pada tahun 1590 ini.

Kini Medan telah berkembang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia dengan 2 juta lebih penduduk dari berbagai etnis yang selalu damai dan harmonis.

Kuburannya berada di Kabupaten Deli Serdang, tepatnya di Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dan mirisnya, kuburannya tak sesuai dengan gelar yang disandangnya ‘founding father’ atau pendiri Kota Medan. Apa karena tidak berada di Kota Medan, makanya kurang diperhatikan?

Sekeliling makam ditumbuhi semak-semak, dan kuburannya dipenuhi rumput-rumputan.

Dua tahun lalu tepatnya 20 November 2017, makam itu direnovasi dalam Bulan Bhakti Karang Taruna dengan memagar makam dan melantainya dengan keramik. Dan pemugaran makam hanya diprakarsai Aiptu John F Banjarnahor, anggota Polsek Hamparan Perak, Rohmad Kades Slemak dan Ramli selaku PS Desa Lama.

Anehnya, tak ada nama pejabat Pemko Medan saat pemugaran dan renovasi makam tersebut. Setiap warga yang mau berziarah harus berjalan sepanjang 50 meter dari semak-semak menuju makam yang berada di tanah kosong dengan perkebunan warga.

Hanya anak-anak warga sekitar yang turut mendampingi peziarah ke makam tersebut sekaligus menunjukkan lokasi kuburan.
Ketua Umum Barisan Pemuda Karo, Jesayas Tarigan Amd sangat sedih melihat kondisi makam putra terbaik Karo tersebut.

"Jasa-jasanya tak sebanding dengan penghargaan yang diberikan pemerintah, terutama Pemko Medan. Kuburan seperti dibiarkan begitu saja," ujar Jesayas Tarigan sambil menitiskan air mata kepada wartawan saat ziarah ke makam tersebut pada Sabtu (9/11/2019). 

Jesayas berharap Pemko Medan memberikan perhatian dengan membangun jalan ke makam, agar para peziarah lebih nyaman. Bukan seperti saat ini, peziarah harus berjalan dari tanah warga karena sekeliling makam dipenuhi semak-semak.

"Bila negara kita ini ingin besar, haruslah menghargai jasa-jasa pahlawan. Sepertinya Pemko Medan melupakannya," tegas Jesayas didampingi pengurus lainnya Fery Bukit, Ketua DPD Barisan Pemuda Karo Sumut Daulat Sitepu, pengurus DPD Sumut Kris Ginting, Ketua DPC Barisan Pemuda Karo Kota Medan, Beny Sembiring, Ketua DPC Barisan Pemuda Karo Kabupaten Deliserdang, Johari Ginting, Ketua Laskar DPC Deliserdang M Esron Tarigan, serta ratusan anggota Barisan Pemuda Karo lainnya.

Jelas Jesayas, Guru Patimpus Pelawi merupakan sosok lelaki atau pria perkasa yang berjiwa petualang dan pengembara untuk menjalankan misi kemanusiaan yaitu mengobati orang sakit dari satu daerah ke daerah lain.

Guru Patimpus selalu mendirikan pemukiman yang kemudian menjadi desa sebanyak 12 desa yang kini kita kenal sebagai Urung Sepuluh Dua Kuta di Kesultanan Deli.

Menurut sejarah, Guru Patimpus juga mendirikan Sepuluh Dua Kuta di Dataran Tinggi Karo mulai dari Desa Ajijahe (Rumah Meseng), Desa Perbaji hingga terakhir Kuta Madan yang kita kenal sekarang sebagai Kota Medan. Keteladanan Guru Patimpus yang diwariskan ke anak cucunya bukan untuk menguasai warisan, tetapi merintis dan mendirikan desa untuk tempat tinggal orang banyak dengan pemerintahan sendiri.

Karena saat itu belum ada pemerintahan Indonesia dan Belanda juga belum masuk. Keteladanan ditiru anak-anaknya di antaranya anak pertama dari istri Pertama Br Sinuhaji di Ajijahe (Pelawi Ruah Tanduk) yaitu Bagelit Sembiring Pelawi yang mendirikan Desa Sukapiring dan keturunannya menjadi Raja Urung Datuq Sukapiring. Anak dan istri kedua yang juga Br Sinuhaji di Desa Ajijahe (Pelawi Rumah Tersek) yaitu Jenda Sembiring Pelawi yang menjadi Raja di Ajijahe. Nini br Sinuhaji pertama dari keluarga Sinuhaji Rumah Julu dan Nini Br Sinuhaji kedua dari Keluarga Sinuhai Rumah Jahe di Ajijahe.

Istri ketiga Guru Patimpus adalah Br Bangun (Nini Ribu) di Desa Perbaji yaitu Aji Sembiring Pelawi menjadi Raja di Desa Perbaji, Anak kedua diberi nama Raja Kita Sembiring Pelawi menjadi Raja di Desa Durin Kerajaan Langkat.

Istri keempat Br Tarigan putri dari Raja Pulu Brayan memberinya dua anak laki-laki- yang bernama Kolok (Hafiz Tua) Sembiring Pelawi dan Kocik (Hafiz Muda) Sembiring Pelawi yang kemudian menjadi raja Urung Sepuluh Dua Kuta dan mulai beliau mengenal ajaran agama dan masuk Islam ketika menikah dengan Br Tarigan Putri Raja Pulu Brayan.

Saat ini keturunan Guru Patimpus sedang merencanakan pembangunan makam untuk Sang ‘Founding Father’ Kota Medan Guru Patimpus Pelawi. (in)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini