Menko Polhukam Mahfud MD: Radikalisme dan Terorisme Berkurang di 2019

Sebarkan:
Mahfud MD
MEDAN - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini penyebaran paham radikalisme berkurang terjadi penurunan jumlah kasus serangan teroris tahun ini.

"Radikalisme itu mulai berkurang, karena wacananya langsung kita counter. Begitu pemerintah baru terbentuk, wacana kita counter, kemudian tindakan-tindakan yang sifatnya jihadis, yang bom dan sebagainya, sekarang kan sudah berkurang," ujar Mahfud di Medan, Selasa (26/11/2019).

Dijelaskannya, jika dibandingkan dengan 2017 dan 2018, kasus radikalisme yang terjadi pada 2019 sudah menurun banyak.

Mahfud menyebut kasus teroris yang menonjol tahun ini antara lain penusukan Wiranto, ledakan bom di Kota Sibolga, dan terakhir ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

"Tapi sekarang kualitasnya itu, berubah variasi tindakannya. Kalau dulu tindakan teror itu dilakukan oleh orang yang sudah tua, laki-laki dewasa biasanya. Tetapi yang sekarang perempuan ikut," ucapnya.

Mahfud memberi contoh kasus bom di Sibolga, ketika seorang teroris perempuan mengajak anaknya meledakkan diri saat sudah dikepung aparat kepolisian. Kemudian dalam kasus penusukan Wiranto, juga ada perempuan yang terlibat.

"Yang di Jawa Timur perempuan, anak-anak juga terlibat," sambungnya.

Untuk mengatasi bibit-bibit radikalisme itu, kata Mahfud, perlu diterbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 11 Menteri tentang penanganan radikalisme pada aparatur sipil negara (ASN). Agar semua lini yang bisa menimbulkan radikalisme bisa diatasi. Tetapi ditegaskan SKB ini tidak berlaku seperti pada era Orde Baru. SKB diterbitkan sebagai upaya melakukan pengawasan.

"Kenapa harus kembali ke Orde Baru, tidak. Artinya semuanya bisa terkontrol sekarang. Tidak bisa dong sekarang kembali ke zaman otoriterisme seperti itu. Sudah tidak mungkin, bagaimana caranya," pungkasnya. (Dc)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini