Dampak Penemuan Bangkai Babi, Pedagang Ikan Rugi Besar

Sebarkan:
MEDAN-Penemuan bangkai babi di Bagan Percut Sei Tuan dan Belawan berdampak kepada para penjual ikan di pajak-pajak yang ada di Kota Medan dan Percut Sei Tuan.

Buktinya, para pedagang ikan laut yang ada di beberapa pasar mengeluh karena dagangan mereka tak laku sehingga merugi dua kali lipat.

Tidak lakunya ikan tersebut imbas dari penemuan bangkai babi di pinggir pantai dan sungai. Warga lalu enggan mengkonsumsi ikan laut, terutama dari Belawan dan Percut Sei Tuan.

Seperti pengakuan Edi, salah seorang pedagang ikan di Pajak Garuda, Prumnas Mandala. Dagangannya selama seminggu ini sangat sepi, karena masyarakat enggan membeli ikan dari laut.

“Modal ikan ku ini sudah Rp4 juta, sementara selama dua hari ini baru laku sekira Rp 2,2 juta. Kalau tak habis hari ini, besok tak bisa dijual lagi dan terpaksa dibuang,” katanya kepada wartawan pada Kamis (14/11/2019).

Tambahnya, tidak lakunya dagangan mereka akibat adanya viral yang mengajak masyarakat untuk sementara jangan mengkonsumsi ikan laut karena diduga telah terkontaminasi daging babi. Viral yang tak tahu sumbernya tersebut langsung ditanggapi masyarakat.

“Padahal ikan yang kami jual seperti tongkol berasal dari Sibolga dan Aceh dan daerah itu tak ada ditemukan bangkai babi di laut,” tambah Edi didampingi pedagang lainnya seperti Br Sitanggang dan Darmawani.

Lain lagi pengakuan Dewi, pedagang lainnya. Seminggu ini mereka sangat merugi karena dagangannya tak laku.

“Jualanku setiap hari 50 kg, namun untuk menjual 10 kg saat ini sudah sangat payah,” ujarnya.

Untuk itu, Edi bersama pedagang lainnya meminta pihak muspika pro aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat, supaya mereka semakin tidak merugi.

“Camat dan anggotanya seharusnya turun ke lokasi-lokasi tertentu untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat guna menghindari makin ruginya pedagang ikan,” terangnya. (rel)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini