Keterangan dirangkum menyebutkan, kejadian itu bermula adanya tanah longsor di seputar area pemakaman yang letaknya tak jauh dari permukiman penduduk dan juga persis di bibir jurang.
Menurut Masa Barus (48) salah seorang warga setempat yang jasad kedua orang tuanya dimakamkan pada 3 tahun silam menerangkan, kalau ratusan akam kondisinya porak - poranda. Tulang belulang berserakan. Kejadian tersebut bermula pada Sabtu (26/10) malam. Minggu (27/10) pagi warga yang mengetahui tanah wakaf tersebut amblas langsung berupaya mencari tulang belulang keluarga masing masing.
Pantauan di lokasi, hingga Senin (28/10) sore para keluarga masih terus melakukan pencarian tulang belulang serta sebahagian lagi membongkar makam yang masih utuh akibat takut terjadi longsor susulan. Sedangkan tulang belulang yang diangkat/ dikeluarkan dari dalam makam ataupun yang berhasil ditemukan, sementara ini disimpan di rumah masing - masing hingga tiba waktunya akan dimakamkan kembali, kata mereka.
Sejauh ini, hingga Senin sore kata Masa dan Sembiring didampingi puluhan warga lainnya mengaku hingga kini pihak pemerintahan baik Desa, Kecamatan serta Kabupaten belum ada yang turun ke lokasi.(Lubis)
