Waspada, ATM BRI Kabanjahe Ada Pecahan Dua Ribu Rupiah

Sebarkan:

Karo - Bank milik pemerintah terbesar di Indonesia yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Kabanjahe membuat ulah.

Mulai dari masalah skimming, gangguan mesin setor tunai dan jual agunan tanpa sepengetahuan nasabah serta pembobolan rekening diduga sering terjadi di BRI cabang Kabanjahe ini.

Bahkan bukan hanya itu saja, kasus dugaan penyimpangan pengucuran dana pinjaman kredit modal kerja (KMK) berjumlah miliaran rupiah, saat ini masih ditangani Polres Tanah Karo.

Sehingga track record sejumlah kasus yang terjadi di BRI cabang Kabanjahe menjadi bahan 'PR' Bank Indonesia (Sentral) untuk dapat lebih ketat lagi mengawasi kinerja para karyawan termasuk pimpinan serta kegiatan di BRI Kabanjahe.

Kali ini, kejadian miris dialami Rimta Yanti beru Ginting (40)  seorang nasabah BRI di Karo yang merasa dirugikan setelah melakukan penarikan tunai di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BRI depan kantor Cabang BRI Kabanjahe, Jalan Veteran Kabanjahe, Selasa (18/09/2019) sekira pukul 14:00 Wib.

Menurutnya, saat Ia melakukan penarikan uang tunai dimesin ATM BRI pecahan Rp. 50 ribu, malah mesin ATMnya mengeluarkan lembaran uang pecahan Rp. 2 ribu yang terselip dibeberapa lembaran uang pecahan Rp.50 ribu.

"Kan saya menjadi heran, koq ada lembaran uang pecahan 2 ribunya. Sehingga uang yang kutarik sebesar Rp.500 ribu sudah tidak utuh lagi sesuai dengan nominal penarikan, dan jumlahnya menjadi Rp. 452 ribu," ujarnya.

Melihat adanya kesalahan dimesin ATM, Rimta langsung berlari masuk ke dalam bank dan melaporkannya ke pihak BRI melalui security.

Namun, niat baiknya itu tidak mendapat respon yang baik. Ia malah mendapat perlakuan kasar dari seorang karyawan perempuan bernama Sri.

Rimta mengaku dibentak didepan beberapa orang nasabah yang sedang mengantri. Dengan suara agak tinggi dan sedikit menggema, karyawan tersebut melontarkan kata-kata yang tak pantas diterima nasabah.

"Ini nah! cuma Rp.50 ribupun, koq ribut kali dan menjadi masalah," ujar Rimta menirukan kata-kata dan gaya Sri mengembalikan kekurangan uang hasil tarik tunai di mesin ATM yang semula Rp. 500 ribu menjadi Rp. 452 ribu.

Karena mendapat perlakuan kasar dari karyawan, sontak darah Rimta  menjadi naik. Emosi yang sedari tadi ditahannya pecah juga.

Ia mengundang beberapa orang wartawan untuk dapat membantunya agar masalah tersebut dikonfirmasikan ke pimpinan BRI cabang Kabanjahe.

"Sudah dari tadi saya menunggu di luar agar kejadian yang dialaminya dapat direspon dengan baik agar tidak meluas. Bukannya berterima kasih, ini malah membentak-bentak saya," kesalnya.

Bahkan, lebih mirisnya lagi, uang yang tadinya ditarikpun entah kemana rimbanya sebagai bukti dari hasil penarikan di mesin ATM BRI.

"Tadi uang itu langsung kuserahkan kepada mereka sebagai bukti dari mesin ATM BRI. Aku gak tau lagi sama siapa, memang BRI ini suka berulah. Wartawan aja yang tadinya mau konfirmasi ke Kepala BRI, tidak diperbolehkan security. Wartawan didorong keluar dari ruangan dengan cara kasar," ujar Rimta.

Pihak bank seakan-akan melempar kesalahan, mereka mengaku bila BRI hanya menyediakan mesin ATM. Sedangkan pengelolaan dan pengisiannya, bank mempercayakan pada perusahan jasa pengisian uang yaitu PT. Swadharma Sarana Informatika (SSI).

"Saya mana tau-tau soal itu, yang saya tau mesin-mesin ATM itu berlogo BRI,” sebutnya. 

Untuk itu, dia meminta agar pihak BRI Cabang Kabanjahe bertanggungjawab kepada dirinya selaku nasabah BRI yang merasa telah dilecehkan dan dirugikan.

Sebab, tidak menutup kemungkinan hal serupa seringkali terjadi di mesin-mesin ATM lainnya. "Jangan-jangan ini salah satu modus pembobolan uang dimesin ATM,"kesalnya.(ms.keloko)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini