Oknum PNS Pemkab Tapsel Kabur Setelah Tipu Warga, Ini Modusnya

Sebarkan:



Foto:Ilustrasi
Tapanuli Selatan - Kasmudin Nasution oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintahan kabupaten (pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel), tega melakukan penipuan kepada warga dengan modus bisa memasukkan kerja sebagai tenaga honorer di pemkab Tapsel.

Kasmudin Nasution (50) bekerja sebagai sekretaris desa (sekdes) disalahsatu desa di kecamatan Angkola Timur kabupaten Tapanuli Selatan, Ia merupakan salah satu pegawai di kantor camat kecamatan Angkola Timur.

Kasus penipuan yang dilakukan Kasmudin ini sudah berjalan dua tahun, tepatnya pada tahun 2017 yang lalu, pada saat itu Kasmudin menceritakan Bahwa dirinya menjanjikan bahwa Ia bisa meloloskan warga untuk bekerja sebagai tenaga honorer dilingkungan pemkab Tapsel dengan syarat membayar uang administrasi untuk mempermulus agar bisa diterima.

Tidak itu saja untuk meyakinkan warga, Kasmudin mengaku - ngaku dekat dan memiliki hubungan kekerabatan dengan Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M Pasaribu.

Akibat penipuan yang diduga dilakukan oknum PNS Pemkab Tapsel tersebut, tiga orang korban mengalami kerugian yakni belasan juta rupiah yakni.

Ketiga warga tersebut adalah Saddam Bahuddin Pane warga kelurahan Arse, Mito pane warga kecamatan Sipirok Bunga Bondar Sappulu dan Syaripuddin Siregar warga Bunga Bondar Sappulu kecamatan Sipirok, ketiga koraban tersebut sudah menyetorkan uang ke0ada Kasmudin dari 15 juta - 17 juta rupiah.

Maulana Pane (55) salah satu orang tua korban kepada metro-online.co, Ia menceritakan, Ia dikenalkan salah satu kawannya kepada Kasmudin Nasution. Kawannya menceritakan bahwa Kasmudin bisa mololoskan siapa saja yang ingin bekerja sebagai tanaga honorer di lingkungan pemkab Tapsel.

Kemudian dikatakan Maulana, bahwa untuk meyakinkan warga Kasmudin mengaku - ngaku dirinya ada hubungan keluarga dengan Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu, tidak itu saja Kasmudin juga mengakui bahwa Ia bekerja di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tapsel.

"Pada saat itu saya dikenalkan kawan kepada Kasmudin, bahwa Ia bisa menjanjikan kerja kepada anak saya sebagai tenaga honorer untuk ditempatkan dikantor Satpol PP Tapsel, Ia juga mengaku bahwa ada hubungan saudara dengan Bupati Tapsel sebagai moranya dia sebutkan, untuk meyakinkan kami" ungkap Maulana ketika memberikan Penjelasan kepada metro-online.co, Selasa, (17/09/2019).

Dikatakannya lagi, bahwa pelaku meminta uang sebesar 17 juta rupiah sebagai administrasinya dan kepengurusan SK dengan cara dua kali pembayaran. "kita sudah setor uang sebagai administrasinya pertama 7 juta rupiah dan setoran kedua 10 juta rupiah, itupun transaksinya diluar, tepatnya didaerah Pargarutan" ucapnya.

Pada saat itu Maulana dan istrinya sudah menaruh curiga terhadap gerak- gerik Kasmudin, tapi apa daya dengan penuh harapan agar anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik.

Setelah uang mereka setor, empat hari kemudian Kasmudin pun tidak pernah memberikan kabar, dijumpai dirumah dan dikantornyapun tidak pernah ada, bahkan ironisnya, hand phone (HP) Kasmudin tidak pernah aktif lagi setelah uang 17 juta ia terima. Lelah menghubungi dan mencari, akhirnya Maulana memutuskan untuk diam saja tanpa melaporkan hal tersebut kepihak yang berwajib.

Senada juga dikatakan Syaripuddin Siregar salahsatu korban, kepada metro-online.co, Ia mengatakan bahwa dirinya juga dikenalkan tetangganya kepada Kasmudin dengan modus menjanjikan kerja sebagai tenaga honorer di dinas perhubungan Tapsel. Ia juga diminta untuk membayarkan biaya administrasi dan kepengurusan SK sebesar 15 juta rupiah.

"Pada saat itu saya dijanjikan bekerja di dinas perhubungan, dengan syarat membayar biaya administrasi 15 juta dengan dua kali pembayaran, pada saat itu kami bertransaksi di sebuah warung kopi daerah Pargarutan, Ia juga menyebutkan dirinya dan Bupati Tapsel ada hubungan saudara, munhkin agar kami mempercayainya" ungkap Syaripuddinsaat menceritakan kepada metro-online.co, Selasa, (17/09/2019).

Ironisnya lagi Syaripuddin menceritakan, bahwa Ia sudah beberala kali datang untuk menjumpai Kasmudin kerumahnya, bahkan pagi buta pun Ia pernah mendatangi Kasmudin, tetapi tidak pernah bertemu. Dikatakan Syaripuddin bahwa Informasi yang Ia ketahui dari beberapa tetangga Kasmudin, sudah banyak orang yang mencarinnya untuk meminta pertanggungjawaban dengan modus yang sama yakni menjanjikan bisa meloloskan kerja sebagai tenaga honorer.

"saya sudah sering kerumahnya, bahkan dipagi buta saya mencoba kerumahnya, itupun tidak pernah berjumpa, mirisnya lagi ternyata bukan saya saja korbannya, ternyata sudah banyak rupanya korban si Kasmudin ini, dan sekarang Ia dan istrinya entah kemana, sudah minggat dari kampung itu" kesalnya.

Kesimpulan yang dihimpun metro-online.co dari sejumlah korban, mereka sangat menyesali kejadian ini, mereka mengatakan ini menjadi pelajaran kedepannya untuk tidak mudah mempercayai seseorang tanpa ada bukti terlebih dahulu dan mereka berharap uang tersebut dapat dikembalikan lagi atau Kasmudin ditangkap pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara, terpisah salah satu pegawai kantor camat Angkola Timur AG (35) saat dimintai keterangan tentang status Kasmudin, AG mengakui bahwa pelaku memang benar Sekdes dan pagawai kantor kecamatan Angkola Timur.

Tidak itu saja AG juga tidak mengetahui dimana sekarang keberadaan Kasmudin, Ia menceritakan sudah lama Kasmudin tidak pernah masuk bekerja lagi, mirisnya lagi dikatakan AG bahwa sudah banyak orang yang mencarinya datang kekantor dengan kasus penipuan.

"Yang bersangkutan sudah lama sekali tidak bekerja disini, banyak sekali yang mencarinya dengan berbagai kasus, ada yang dari kepolisian dan ada yang dari TNI mencari dia" ungkap AG, Senin, (17/09/2019).

Informasi lanjutnya yang didapatkan, AG mengatakan bahwa Kasmudin sudah pindah ke daerah Medan bersama keluarganya dan ada juga mengatakan kabur entah kemana. Pungkasnya.

Sementara terkait bagaimana sekarang status Kasmudin sebagai PNS dilingkungan pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, metro-online.co mencoba mendatangi kantor badan kepegawaian daerah (BKD) Tapsel, untuk sementara belum ada yang bisa dimintai keterangan. (Syahrul)






















Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini