Ketua GNPF Ulama Binjai Sebut Permenaker No 228 tahun 2019 Tidak Bernurani

Sebarkan:


BINJAI - Ketua GNPF Ulama Binjai Sani Abdul Fattah menilai peraturan menteri ketenagakerjaan (Permenaker) No 228 tahun 2019 memberi jalan yang selebar-lebarnya kepada warga China untuk menguasai pekerjaan di Indonesia tidak bernurani.

" Setelah Kami perhatikan tentang keputusan menteri ketenagakerjaan RI ini maka dapat Kami simpulkan bahwa ini adalah cara-cara licik rezim ini untuk memberi jalan yang luas kepada warga China, Untuk menguasai seluruh bidang-bidang pekerjaan di Indonesia ini," Katanya kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).

Sani mengatakan Permenaker merupakan kedok untuk memuluskan impor jutaan tenaga kerja China bekerja di Indonesia

" Karena Kami lihat bahwa Permenaker ini membolehkan hampir semua jenis pekerjaan untuk orang asing dan jangan lupa bahwa bisa dengan mudah dipastikan orang asing yang dimaksud adalah warga China, " katanya.

Seni menegaskan kalau rezim pemerintahan saat ini tidak bernurani dan tidak memikirkan nasib anak bangsa ke depan belum pernah ada rezim se zalim ini semenjak Republik Indonesia berdiri.

" Ini akan berdampak kepada warga negara pribumi yang pengangguran. Sekarang aja banyak masyarakat yang hidupnya susah karena sulitnya mendapatkan pekerjaan bahkan banyak yang di pecat dari tempatnya bekerja seperti yang terjadi pada Krakatau Steel. Ini namanya adalah menari - nari diatas penderitaan rakyat," ketusnya.

Menurut Sani Permenaker No 228 tahun 2019 merupakan pesanan China utk memuluskan impor tenaga kerja China yang ujungnya untuk memuluskan proyek mega besar mereka yaitu One Belt One Road (OBOR).

" Rezim ini menurut Kami akan menjadi Pengkhianat Negara dan Bangsa. Belom lagi kita pahami bahwa dengan masuknya jutaan warga china melalui impor tenaga kerja ini maka akan banyak terjadi masalah-masalah di tengah masyarakat terkhusus umat Islam.

" Kita ketahui bahwa warga China ini berpaham komunis. Maka secara tidak langsung mereka akan menebarkan paham mereka yang bertentangan itu ditengah -  tengah masyarakat khususnya umat Islam. Maka bisa terjadi persinggungan yang sangat tajam," tandasnya.(Ismail).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini