Tokoh Pemuda Desak Polri, Jaksa dan KPK Selidiki Pasar Terbengkalai di Tebingtinggi

Sebarkan:
Tokoh Pemuda Kota Tebingtinggi Henry S Panggabean 
TEBINGTINGGI | Sedikitnya 2 unit pasar tradisional di Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara, terlihat mangkrak dan tidak difungsikan.

Seperti contohnya, Pasar Induk yang berlokasi di Jalan Kutilang/AMD, Kelurahan Lubuk Baru, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, setelah 2 tahun dibangun tapi belum difungsikan.

Pantauan di lokasi, Pasar Induk tersebut terbengkalai dan masih ditutupi seng serta di sekitaran pasar telah ditumbuhi rerumputan lalang. Padahal, bangunan sudah rapi dan papan nama sudah dipasang, tetapi hingga kini belum juga difungsikan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Pasar Induk tersebut telah selesai dikerjakan sekitar 2 tahun yang lalu oleh PT Airan Hidup Jaya dengan menggunakan anggaran yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2017 sebesar Rp.11.480.180.000.

Kemudian, Pasar Tradisional yang dinamakan Pasar Rakyat di Jalan Datuk Zakaria, Kelurahan Tebingtinggi, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebingtinggi, juga terlihat tidak ditempati dan kosong.

Padahal, pada saat awal diresmikan pasar tersebut, sudah pernah ditempati pedagang. Namun, kini kembali terbengkalai. Pasar yang dibangun melalui DAK tahun 2016 itu terlihat kosong dan tidak ada satupun pedagang yang berjualan disana. Bahkan, sudah menjadi lokasi anak-anak bermain, karena tidak ada aktifitas selayak pusat pembelanjaan rakyat.

Tokoh Pemuda Kota Tebingtinggi Henry S Panggabean turut menyoroti permasalahan ini. Ia mengatakan, pembangunan kedua pasar itu merupakan pemborosan uang negara, karena sudah dibangun malah tidak fungsikan.

Henri menambahkan, kedua pasar itu sudah dibangun beberapa tahun dan belum memperoleh pendapatan apapun, terutama pasar induk di AMD.

“Belum ada pendapatan apapun. Itu kan sayang, apalagi tidak difungsikan gitu. Harusnya itu kan bisa menambah PAD kota Tebingtinggi,” katanya, Senin (12/8/2019) malam.

Lebih lanjut dikatakan Henry, seharusnya Pemko Tebingtinggi dapat menata para pedagang sayur kaki lima yang berada di inti kota Tebingtinggi untuk dipindahkan ke 2 lokasi pasar yang terbengkalai itu.

“Pemko harus menata para pedagang sayur kaki lima untuk dipindah kesitu. Mengenai adanya penolakan pedagang, harus diselidiki juga penyebabnya, kenapa pedagang tidak mau?Atau ada pungutan tidak wajar, itu harus diselidiki,” tegasnya.

Kemudian, Henry juga berharap kepada seluruh institusi penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turun menyelidiki penyebab pasar itu terbengkalai.

“Saya berharap institusi penegak hukum baik Kepolisian, Kejaksaan maupun KPK agar turun ke lokasi untuk menyelidiki apa penyebab pasar itu terbengkalai,” ujar Henry.

“Apalagi Pak Presiden Jokowi pernah mengatakan akan membasmi segala macam korupsi, tanpa pandang bulu,” tambahnya.

Terkait hal ini, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Kota Tebingtinggi Gul Bakhri Siregar belum dapat dikonfirmasi. (sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini