Berburu Kelabang Raup Untung Ratusan Juta Perbulan

Sebarkan:

PERBAUNGAN | Banyak orang yang takut akan binatang berbisa seperti kelabang atau lipan. Tapi tidak bagi warga Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai. Hewan ini justru dicari dan menjadi salah satu sumber pendapatan warga setempat untuk menopang ekonomi keluarga mereka.

Salah satu warga pencari kelabang atau lipan ialah Anto. Dia sudah puluhan tahun menjadi pencari kelabang. Dia tak kenal takut, meski sudah sering digigit oleh hewan berbisa ini. Dia juga tetap menjadikan pekerjaannya mencari kelabang di ladang ladang untuk dijual pada pengepul.

Anto mengaku dengan mencari kelabang ia dapat menambah pendapatan untuk menghidupi keluarganya. Lipan yang dicari punya ukuran khusus, yaitu dengan panjang minimal 15 centi meter dan 20 centi meter. Untuk lipan yang ukuran 15 centimeter ia bisa jual ke pengepul seharga 1000 rupiah per ekor. Sementara untuk yang panjang 20 centimeter atau lebih di hargai 1500 rupiah per ekor.

“Saya sering di gigit hingga bengkak ditangan. Namun karena terbiasa tidak ada rasa kapok, ini kerjaan rutin untuk nambah pendapatan sehari hari,” pungkasnya, Senin (26/08/2019).

Sementara itu di pengepul, kelabang atau lipan yang sudah di buang bisanya langsung direndam dengan air hingga hewan itu mati. Setelah itu, kelabang dibersihkan lalu disusun dengan tusukan lidi sate yang sudah dibuat seukuran panjang kelabang yang akan dikeringkan. Satu persatu ratusan kelabang ini disusun dengan tusuk lidi lalu diasap hingga kering.

Menurut pengusaha kelabang, Ricky, warga Gang Belimbing Desa Melati II Kecamatan Perbaungan ia juga sudah puluhan tahun menjadi pengepul kelabang atau lipan. Ini menjadi usaha keluarganya turun temurun.

Kini pasaran jual untuk kelabang yang menjadi usahannya sudah sampai keluar negeri seperti vietnam dan cina sebelumnya hanya mengisi pasaran ke pulau jawa saja dalam sebulan ia bisa mengumpulkan kelabang kering yang dibelinya dari warga sekitar sebanyak 400 hingga 700 kilo gram dengan harga jual ekspor mencapai 1,2 juta rupiah perkilogram.

Ia berharap usahannya ini dapat terus berkembang, sehingga warga disekitar desanya juga turut merasakan manfaat mendapatkan penghasilan tambahan dengan mencari kelabang dan berharap kedepan ada penangkaran khusus kelabang untuk budi daya agar bahan baku lipan kering tidak tergantung pada pencarian warga yang terbatas namun bisa menghasilkan lebih banyak.(wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini