Apa Karia : Pernyataan Mualem Merusak Perdamaian Rakyat Aceh

Sebarkan:
Apa Karia : Pernyataan Mualem Merusak Perdamaian Rakyat Aceh 
Banda Aceh |Pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh (DPP PA), Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem pada peringatan sembilan tahun Allahyarham Wali Neugara Aceh, Tgk Muhammad Hasan di Tiro meninggal dunia dan sekaligus buka puasa bersama di Amel Convention Hall, Banda Aceh, Senin (27/5/2019) kemarin, mendapatkan kritikan dari sejumlah tokoh Aceh.

Salah satu kritikan datang dari mantan Menteri Pertahanan GAM, Tengku Zakaria Saman alias Apa Karia. Ia menilai pernyataan mantan Panglima GAM dan Dewan Pembina Partai Gerindra Aceh tentang akan meminta referendum seperti Timor Leste karena Indonesia di ambang kehancuran tersebut dapat merusak kedamaian yang dirasakan rakyat Aceh selama ini. Selain tidak sesuai pada tempatnya, Mualem juga tidak memiliki kapasitas untuk menyampaikan hal itu. Pada masa Presiden Bpk. Habibie UU Referendum No.  5 tahun 1985 diubah masa Presiden GusDur UU no.  06 tahun 1999.

"Mualem sebaiknya tidak menyampaikan sesuatu yang menimbulkan kontroversi dan dapat merusak perdamaian Aceh. Bek peugah pu nyang galak, kon reutak jih jak peugah peukara referendum," ujar Apa Karia saat dihubungi awak media melalui telepon selular, Rabu (29/05/2019).

Dikatakannya, Mualem belum pantas mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang seharusnya disampaikan oleh petinggi GAM.
Apalagi pernyataan yang akan melahirkan kekisruhan politik dan terganggunya perdamaian di Bumi Serambi Mekkah ini. Masih banyak persoalan di Aceh yang belum selesai dan itu seharusnya menjadi fokus para pemimpin di Aceh, termasuk menjadi tanggung jawab GAM untuk menyelesaikan.

"Di tuboh GAM mantong na urueng tuha. Mantong na Malek Mahmud, mantong na Doto Zaini, mantong na Zakaria Saman,” ketus Apa Karia.

Menurutnya, siapapun yang merasa mewakili otoritas GAM, termasuk yang bersinggungan dengan GAM secara organisasi, agar berhati-hati mengeluarkan pernyataannya. Jangan latah mengikuti tarian permainan orang lain. Pemimpin Aceh dan rakyat harus fokus pada tujuannya yaitu mencapai kemakmuran.

"Geutanyoe Aceh bek lage ase pok geureupoh, jumoh teuh kasep lhu boh itek gob nyang pajoh," kata Apa Karia.

"Bek bagah that anggok pu nyang gop peugah. Breuh tan meupat lam umpang, ka tajak tajo lam piasan gob. Sibutoijih ulon hana that lon pakoe ata meunan. Lon anggap ju ka jawai. Tapi lon peugah nyoe nak bek teugrop rakyat," tandas Apa Karia. (Syaf)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini