Pengamat : Caleg Jangan Tebar Janji Irasional Saat Berkampanye

Sebarkan:
Soritua Ritonga S.Sos, MAP.
Padangsidimpuan | Intensitas kampanye para calon anggota legislatif (caleg) dalam menjelang Pemilu Legislatif 2019 kian tinggi. Para parpol dan caleg kini semakin gencar menemui masyarakat dan menebar janji-janji demi bisa mendapatkan suara pada 17 April 2019 mendatang, pasalnya diantara mereka ada yang menjanjikan pendidikan gratis, kesehatan gratis, hingga pembangunan infrastruktur.

Janji - janji yang ditebar oleh para caleg kepada rakyat ini dinilai sangat irasional karena janji - janji tersebut merupakan sesuatu yang tidak berdasarkan akal dan fikiran yang sehat. Pendekatan yang seperti ini lebih sering digunakan oleh orang - orang yang tidak memiliki kemampuan akademis dan fikir logis yang baik.

Hal tersebut disampaikan akademisi dan pengamat politik yang juga dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dari Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) Soritua Ritonga S.Sos, MAP.
Ia mengatakan tindakan dan keputusan yang diambil cenderung tidak mampu dicerna oleh akal sehat.

" Janji yang irasional tidak dilandasi berdasarkan sebuah landasan pemikiran yang realistis dan rasional atau cara berfikir yang masuk akal" ungkap Soritua kepada metro-online.co, Rabu, (27/03/2019).

Ia juga mengingatkan dalam tahun politik 2019 ini, masyarakat harus bijak dan cerdas dalam memilih wakil rakyat maupun presiden, jangan sampai terkesan membeli kucing dalam karung atas semua janji-janji caleg. Sebutnya.

"Terus para caleg inipun harus benar - benar paham apa tugasnya jika kelak terpilih sebagai legislator. Sehingga apa yang dijanjikan hari ini, itu bisa terealisasikan ditengah - tengah masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai legislator. Jadi harus bisa mengedukasikannya kepada masyarakat dalam berpolitik," ucap pengamat politik UMTS ini.

Kemudian apa yang dijanjikan para caleg tersebut memang tidak seluruhnya salah, sebab salah satu fungsi legislator adalah penganggaran, disamping tugas legislatif dan pengawasan. Akan tetapi hal ini masyarakat pemilih diingatkan pandai-pandai dalam memilih caleg, sebab banyak janji-janji yang terkadang mustahil dapat direalisasikan. Sebutnya.

Tidak itu saja Soritua juga menyinggung mengenai adanya beberapa Caleg yang memberikan janji-janji politik yang dinilai irasional atau sulit direalisasikan, seperti janji pendidikan gratis dan kesehatan gratis, belum lagi akan membangun infrastruktur yang merata disetiap daerah ataupun didaerah pilihannya. Dikatakan Sory bahwa Caleg tersebut seharusnya menjauhkan janjinya dari hal yang tidak munhkin atau tidak bisa direalisasikan dikemudian hari.

"Banyaknya janji Caleg dari yang realistis sampai yang irasional atau tak masuk diakal. Itu karena ketidakpahaman dan ketidakecerdasan Calegnya sendiri dalam menjalankan dan memahami tugas sebagai dewan atau wakil rakyat," ucapnya lagi.

"Memang ada tugas Legislatif itu penganggaran, dimana setiap usulan eksekutif akan dibahas di legislatif. Tapi ini harus betul dipahami oleh legislatif. Jadi kalau bisa legislatif itu janganlah bicara janji-janji yang sulit direalisasikan. Paparnya

Ia juga mengakui, memang ada gunanya peran dewan dalam penganggaran, ada peran dewan dalam pengesahan untuk menyuarakan pendidikan gratis dan kesehatan gratis tetapi Ia mengatakan perlu diingat bukan hanya tugas dewan dalam mewujudkannya karena masih ada eksekutor disana.

Terakhir Soritua mengingatkan bahwa caleg berhenti dan berhati - hatilah dalam memberikan janji saat kampanye nanti, pake saja yang rasional jangan yang irasional. Kemudian masyarakat juga diharapkan bijak dan cerdas dalam menetukan pilihan pada 17 April 2019 ini.

"karena kualitas pemilihan umum 17 Alril 2019 nanti akan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat sebagai pemilih, saya rasa .asyarakatlah yang menetukan kualitas pemilu, untuk itu sebagai masyarakat kita harus pro aktif gunakan hak suara," pungkasnya. (Syahrul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini