Pelepasan ekspor komonditas pertanian |
KUALANAMU | Kementerian
Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian melepas 1 ton Sarang Burung Walet
(SBW) tujuan Tiongkok senilai Rp41,4 miliar. Meskipun baru memasuki tahun kedua
menembus pasar Tiongkok, SBW Sumut terus mengalami peningkatan. Di tahun
pertama, 2017, volume ekspor mencapai 13,7 ton senilai Rp360 miliar. Di tahun
kedua volume ekspor mencapai 20,9 ton meningkat 65 persen.
"Kami menargetkan 2019 dapat meningkat menjadi 100
persen dengan penambahan satu rumah walet dan rumah produksi yang telah diregistrasi
oleh Tiongkok," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil bersama Wagubsu
Musa Rajeck shah saat melakukan pelepasan di terminal kargo Bandara Kualanamu,
Jumat (1/3/2019)
Khusus ekspor sarang burung walet dari Sumatera Utara
langsung ke Tiongkok, saat ini menduduki peringkat pertama dari 6 pintu
pengeluaran. Berdasarkan data statistik Barantan di tahun 2018, volume ekspor
walet yang langsung ke Tiongkok melalui Kualanamu mencapai 20,86 Ton, Soekarno
Hatta mencapai 15,96 Ton, Surabaya mencapai 14,87 Ton, Semarang mencapai 14,79
Ton dan Pontianak 18 Kg.
Sementara rumah produksi yang telah melakukan ekspor di
Sumatera Utara baru terdapat dua perusahaan, dengan volume pengiriman tahun
2017 sebanyak 13,7 Ton dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 20,86 Ton. Pada
tahun 2019 ini diharapkan ekspor sarang burung walet ke Tiongkok dari medan
semakin meningkat dengan penambahan 1 pabrik pengolahan sarang burung walet
yang telah teregistrasi ke Tiongkok.
Jamil mengatakan bahwa selama ini, pengusaha telah
mendapat pelayanan Karantina Medan yang cepat dan menyeluruh selama 24 jam
dalam sehari dan 7 hari dalam dengan didukung telah dilaksanakan sitem
menagement mutu ISO 9001 : 2015 tentang pelayan publik, ISO 17025 : 2017
tentang laboratorium, dan ISO 37001 : 2016 tentang management anti penyuapan.
Hal itu dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pengurusan
dokumen karantina sehingga kegiatan ekspor tidak terhambat.
Selain itu Kepala Badan juga menyampaikan apresiasi atas
kinerja Karantina Medan yang telah bersinergi dengan baik bersama instansi pemerintahan
dan pelayanan di Bandar Udara Kualanamu. Seperti sinergi bersama Angkasa Pura
dan Beacukai dalam melaksanakan pengawasan bersama lalulintas komoditas
pertanian baik ekspor, impor maupun antar area dengan sistem pengawasan
terintegrasi monitor X Ray. Hasil tersebut sangat membantu karantina dalam
akselerasi ekspor dan pengendalian impor.
Kepala Karantina Medan, Hafni Zahara menyampaikan data
komoditas pertanian yang dilepas kali ini yaitu sarang burung walet 1.010 kg
senilai 41,4 M, bubuk daun mengkudu 3 ton senilai 420 Juta, lilium 5.156 Kg
senilai 7.7 M dan bunga potong Dracena 393.000 batang senilai 1.3 M.
Hafni menambah bahwa komoditas unggulan ekspor Karantina
Medan untuk karantina hewan adalah sarang burung walet dimana tahun 2018 ekspor
sarang burung walet melalui Bandar Udara International Kualanamu mencapai
265,231 Ton senilai tidak kurang dari 4.183 triliun. Sementara untuk karantina
tumbuhan adalah bibit lilium sebanyak 13.895 kg dengan nilai 21.5 Miliar.
Wakil Gubernur Sumatera H Musa Rajeck shah, berharap
untuk ekspor peternakan, tumbuh tumbuhan bisa terus meningkat setiap tahunnya.
Karena kalau ini meningkat tentunya pengusaha maupun petani peternaknya juga
pasti akan menambah harga pembelian,menambah juga tumbuh kembang usaha di Sumut.
“Semoga ini juga akan dapat membangkitkan ekonomi sumatera utara bukan hanya
untuk mengekspor nya tapi seluruh pelaku usaha ekonomi ini juga,” katanya.
Tambahnya, apalagi untuk ekspor sarang burung walet ini banyak
ke China, Hongkong dan beberapa negara lain. “Pastinya kita dengan balai
karantina dan seluruh pihak yang terkait dengan eksportir ini kita mau
pelayanannya lebih baik, bahwa karantina sendiri sudah berbenah diri tidak ada
lagi pungli dan tidak ada lagi kedepan tatap muka langsung semuanya menggunakan
aplikasi elektronik ini merupakan sarana yang mudah, murah dan aman ke depan
bagi para pengusaha,” jelasnya.
Sementara dari pengusaha sarang burung walet PT
Originanest Indonesia, Rusianah mengatakan, pihaknya sudah dua tahun ekspor sejak
dari tahun 2017 lalu dan perusahaannya adalah resmi yang diregistrasi
pemerintah Indonesia dan China.
Sedangkan sarang burung walet adalah makanan bernutrisi
tinggi dan memiliki asam amino yang sangat baik bagi kesehatan, pertumbuhan
otak hingga ibu hamil dan bayi sangat bagus mengkonsumsi. Ini juga merupakan
makanan yang sangat digemari di Tiongkok.
Ikut hadir Asisten II Aida Harahap mewakili Bupati
Deliserdang,Kepala BC Kualanamu Bagus Nugroho Tamtomo Putro, Kepala BKIPM Medan
I Muhamd Burlian, serta jajaran pejabat karantina pertanian dan intansi terkait
lainnya. (wan)