Edy Rahmayadi Akan Segera Tindak PT TPI yang Sengsarakan Taksol

Sebarkan:

Medan - Setelah berpanas-panasan, para pengemudi Taksi Online akhirnya mendapat kesempatan bertemu Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Senin (11/2/19). Mereka menyampaikan tuntutan terkait, PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI) yang dituding sudah menyengsarakan mereka.

Pertemuan digelar di dalam ruang konferensi pers Gedung Pemprov Sumut. Para driver langsung berkeluh kesah. Mereka juga tidak sungkan memanggil Edy dengan sebutan Ayah.

Daniel, salah seorang perwakilan massa bercerita, PT TPI mengakibatkan para driver taksol merugi. Karena perusahaan Grab memberikan prioritas kepada driver yang bermitra dengan PT TPI.

"Ini berakibat pada konflik antara mitra individu dan mitra PT TPI," ujar Daniel.

PT TPI adalah vendor Grab untuk menyediakan armada untuk dirental atau dicicil driver mitranya. Cicilan dipotong dengan menarik saldo mitra.

Setelah mendapat penjelasan dari driver, Edy pun bertanya kepada perwakilan Dinas Perhubungan yang juga ikut hadir dalam pertemuan. Baru diketahui ternyata ilegal.

Mantan Ketua Umum PSSI itu pun sempat kaget mendengar PT TPI ternyata ilegal. Soal tuntutan massa yang ingin PT TPI ditutup langsung ditanggapi Edy.

"Kalau tak legal bukan ditutup. Ditangkap dia.
Kok bisa hidup ilegal gitu," tukas Edy.

Dia pun mengintruksikan kepada anak buahnya untuk memanggil semua pihak terkait. Agar masalah itu dibahas secara komprehensif untuk mencari solusinya.

"Yang jelasnya yang ilegal, itu tak boleh hidup. Karena kalau ilegal hidup pasti merusak. Saya mau yang legal - legal ajah. Istri ajah harus legal," ujarnya usai pertemuan.

Sebelumnya, keberadaan PT TPI yang sudah beroperasi selama dua tahun dianggap telah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Karena, para driver mitra pribadi merasa didiskriminasi oleh Grab.

"Karena orderan berkurang, mitra individu armadanya ditarik oleh pihak pembiayaan. Karena kami tidak bisa membayarkan cicilan," ujar Koordinator Aksi Rahmat Kristin.

Pertemuan seluruh stakeholder terkait rencananya akan digelar pekan depan. Para driver berharap PT TPI bisa ditutup, supaya tidak ada konflik yang terjadi sesama taksol.


Aksi unjuk rasa yang digelar sejak pagi sempat diwarnai kericuhan. Massa yang emosi, karena Edy tak kunjung menemui mereka sempat memanjat pagar gerbang kantor gubernur. Bahkan, massa sempat melakukan aksi sweeping driver yang tidak ikut berunjuk rasa.

Aksi mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Setelah mendengarkan isi pertemuan dengan Edy, massa membubarkan diri. Akibat unjuk rasa, sejumlah titik di kawsan Jalan Diponegoro mengalami kemacetan total. (hendra). 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini