Angka Pembatalan Penerbangan Masih Tinggi

Sebarkan:
Suasana di gate bandara Kualanamu tampak sepi melompong
Kualanamu|Terhitung 1-8 Februari 2019, tercatat lebih kurang 420 penerbangan batal, baik kedatangan mau pun kepergian di Bandara Kualanamu. Dengan rincian rata-rata 60 penerbangan batal per hari. Kondisi ini baru pertama kalinya terjadi sejak dioperasikannya Bandara Kualanamu pada 2014.

Junior Manager Airport Duty PT AP II Bandara Kualanmu, Rantony yang dikonfirmasi, Sabtu (9/2) tidak menampik kondisi tersebut. Menurutnya, paling mendominasi melakukan Cancel (batal) adalah Lion Air Grup.

Kondisi ini terjadi dengan berbagai hal. Pertama, faktor mahalnya harga tiket. Ditambah penerapan bagasi berbayar pada penerbangan domestic oleh menajemen Lion Air  sejak 22 Januari lalu. "Sehingga warga tidak berpikir lagi untuk bepergian,” sebutnya.

“Sebenarnya tidak hanya penumpang saja yang terdampak. Berbagai hal juga berimbas di bandara, termasuk tenan-tenan,” terangnya.

Sejauh ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak  terkait kondisi tersebut. Tertinggal sebagai pengelola bandara tetap memberikan pelayanan yang prima pada pengguna jasa bandara dengan memberikan rasa aman dan nyaman ketika di bandara Kualanamu.

“Jangankan warga, kita sendiri yang bertugas di Bandara, terkadang untuk pulang berpikir  naik pesawat melihat kondisi harga tiket yang begitu mahal,” bebernya.

Agen tiket Agus yang saban hari di Bandara Kualanamu mengaku sejauh ini harga tiket terus naik. Apalagi akhir pekan sudah di kisaran Rp2,4 juta untuk tujuan KNO-Jakarta. ”Untuk hari minggu besok, pesanan tiket pesawat sudah di kisaran Rp2,4 juta. Belum termasuk bagasi,” terangnya.

Sejauh ini menurutnya tidak ada tanda-tanda harga tiket turun, bahkan semakin naik. Kondisi sepi penumpang menurutnya sudah sejak awal tahun, bahkan adanya hari raya Imlek juga belum berpengaruh. "Maka tidak heran, maskapai banyak yang batal karena kekurangan penumpang," bebernya.

Sepi: suasana di Bandara Kualanamu tampak sangat lengang 
Disoal bagasi berbayar, menurutnya masih banyak dikeluhkan warga. Bahkan, warga saat  hendak bepergian masih mencari perbangan lain. "Untuk maskapai Lion Air terlihat masih sepi, warga saat ini memilih pada penerbangan yang belum menerapkan bagasi berbayar, termasuk sriwijaya, citilink dan Garuda,” sebutnya.


Ia berharap pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan terus melakukan kajian terkait kondisi saat sekarang. Sebab berbagai faktor sangat berdampak, termasuk perekonomian, prawisata, semua berimbas dengan tingginya harga tiket ditambah bagasi berbayar.

Disoal ditundanya penerapan bagasi berbayar pada maskapai Citilink baru-baru ini,ia sangat mengapresiasai pemerintah. "Kebijakan tersebut diharapkan tidak ditetapkan selamanya sehingga warga dapat terbantu dan  masih ada pilihan penerbangan murah namun berkualitas," pungkasnya. (Wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini