- Balita Piatu Pengidap Gizi Buruk dan Kerapuhan Tulang Butuh Uluran Tangan
- Ibu dan Adik Meninggal, Putri Sakit-sakitan Sejak Lahir, Ayah pun Pergi Tanpa Kabar
PADANGSIDIMPUAN
| Kartika Putri, bocah berusia 3 tahun ini kondisinya cukup memprihatinkan.
Selain diduga mengidap gizi buruk, dia juga divonis menderita kerapuhan tulang.
Mirisnya lagi, ibunya sudah meninggal saat melahirkannya bersama kembarannya.
Tak hanya itu derita bocah malang ini. Paling ironis lagi,
ayah kandungnya tega meninggalkannya saat Putri masih berusia 3 hari pascar
dilahirkan. Menurut kakek dan neneknya, mereka tidak tahu dimana keberadaan dan
kondisi menantunya itu hingga saat ini.
Kini, Putri hanya dirawat kakek dan neneknya yang
beralamat di Desa Partihaman Saroha (Sirappak), Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru,
Kota Padangsidimpuan.
Kakeknya Ali Paud Lubis (58) dan neneknya Masdinar (53)
kepada Metro-online.co menceritakan, ayah Putri pergi meninggalkannya setelah
Ibunya meninggal selang 3 hari.
"Ayahnya pergi meninggalkannya. Padahal ibunya si Putri
baru saja meninggal dan si Putri baru berumur 3 hari. Sampai sekarang kabar dan
beritanya tidak kita ketahui," keluh Ali dan Masdinar orang tua kandung dari
almarhum Ibu Putri ini, Jumat (07/12/2018).
Pantauan wartawan, Jum'at, (07/12), Balita yang baru
berusia 3 tahun tersebut terlihat tidak mampu menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya, Ia hanya bisa terbaring ditempat tidur dan terkadang digendong
neneknya, berbicarapun Ia terbatah - batah.
Kondisi kesehatan Putri terlihat sejak dirinya berusia
1,5 tahun, Ia hanya mampu berbaring ditempat tidur tanpa bisa menggerakkan
anggota tubuhnya.
Masdinar nenek Putri menceritakan, Jika setiap bulannya
Putri selalu dibawa ke posyandu untuk di imunisasi, tetapi para petugas
kesehatan diposyandu tersebut hanya sekedar menimbang dan memberikan roti
secukupnya, sementara pemeriksaan yag serius terhadap kesehatan Putri tidak
pernah dilakukan.
"Setiap ada imunisasi Putri selalu kita bawa, cuman
hanya satu kali saja pernah disuntik, selanjutnya hanya ditimbang dan diberikan
roti yang setahu saya," ungkap Nenek Putri.
Tidak itu saja Putri juga pernah dibawa berobat ke rumah
sakit umum kota Padagsidimpuan itupun hanya satu kali, pihak rumah sakit hanya
melakukan terapi kepada Putri.
Sejak itu Putri tidak pernah lagi dibawa berobat baik
kerumah sakit maupun ke Puskesmas hanya dibawa ke tukang urut saja dikarenakan
masalah biaya.
"Putri tidak pernah lagi kita bawa berobat, tetapi
ke tukang kusut pernah maklumlah kita tidak punya uang untuk berobat, buat
biaya makan saja kita kurang," ucap Masdinar sambil mengusap air matanya.
Mardinar dan suaminya Ali Paud sehari- hari hanya bekerja
sebagai petani di kebun dan sawah milik orang, sementara untuk kebutuhan sehari
- hari Ia hanya memperoleh Rp. 35 ribu perharinya.
Masdinar dan Ali Paud berharap semoga Putri mendapatkan
perhatian dan bantuan dari pemerintah ataupun relawan memberikan uluran tangan
agar Putri bisa disembuhkan dan bisa bermain seperti anak- anak yang lain
seusianya.
"saya berharap untuk kesembuhan Putri ada bantuan
bisa berobat gratis semacam BPJS itu, dan semoga saja pemerintah bisa
memberikan perhatian untuk kesembuhan dan kesehatan Putri itu saja yang kami
minta," harap nenek dan kakek Putri.
Sementara kepala Desa Partihaman Saroha (Sirappak) Ahmad
Ridwan Dalimunthe saat ditemui, Ia mengatakan sudah pernah melihat kondisi
Putri. "Kita sudah melihat kondisi Putri. Dari segi kesehatan memang
sangat memprihatinkan. Kita akan siap membantu jika Putri ingin berobat,"
ucapnya.
Dikatakan Ridwan bahwa informasi yang Ia dapatkan dari
beberapa warga dan dari beberapa petugas kesehatan dari Posyandu bahwa Putri
mengidap Gizi Buruk.
Tidak itu saja dijelaskan Ridwan bahwa petugas Puskesmas
Hutaimbaru tidak pernah melakukan pendataan bagaimana kondisi kesehatan
masyarakat desa Partihaman Saroha, sehingga masalah Putri ini pun tidak
diketahui. Pungkasnya.
Terpisah kepala Puskesmas Hutaimbaru ketika dijumpai pukul
10.00 Wib Jum'at (07/12), Salah satu perawat mengatakan Kepala sedang tidak ada
dikantor dikarenakan ikut kebersihan terkait 100 hari program kerja walikota
Padangsidimpuan. (syahrul)