Praktisi Pendidikan Dukung Rencana Kemendikbud Hidupkan Pelajaran PMP

Sebarkan:
Diharapkan Mampu Kembalikan Moral Bangsa

Buku Pelajaran PMP

Padangsidimpuan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merencanakan dan menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), hal ini sampaikan bahwa mata pelajaran zaman orde baru ini dianggap sangat penting menguatkan kembali nilai - nilai pada Pancasila.

Informasinya, Dirjen guru dan tenaga kependidikan Supriano mengatakan, mata pelajaran PMP akan dikembalikan lagi karena banyak pelajaran yang terkadung dan rencana akan dihidupkan kembali.

"Tetapi dalam hal ini kemendikbud masih dalam tahap pembahasan, belum jelas apakah ada pengurangan atau penambahan materi PMP yang baru dengan PMP yang pernah dipakai sebelumnya," ucapnya.

Rencana dihidupkannya kembali mata pelajar PMP ini, sejumlah guru maupun tenaga pengajar sangat merespon positif terhadap munculnya kembali pelajaran PMP dan mereka sangat mendukung, jika ini nanti mampu meningkatkan kembali nilai - nilai moral dan Pancasila khususnya para peserta didik generasi bangsa ini.

kepala sekolah SMP Negeri 8 Padangsidimpuan Batras M.Pd menjelaskan terkait hal ini, Ia sangat setuju mata pelajaran PMP dihidupkan kembali. Dalam hal ini Ia menilai mata pelajaran PMP dan PPKN judulnya saja yang berbeda tetapi isi atau muatannya sama.

" PMP dan PPKN itu sama saja hanya saja judulnya yang berbeda, PMP itu membicarakan nilai - nilai Pancasila yang akan diberikan kepada peserta didik dan di PPKN itu membicarakan tentang kewarganegaraan bagaimana memiiki nilai - nilai Pancasila dan ini sebenarnya substansionalnya sama." Jelas Batras kepada metro-online.co, Jum'at, (29/11/2018).

Batras juga mengatakan bahwa sesuai dengan konteks pendidikan pada permendikbud tentang tujuan daripada pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk akhlakul karimah, berdedikasi, peka terhadap lingkungan, peka terhadap sosial dan punya rasa memiliki diantara sesama dan inilah yang harus dibangun artinya walaupun PPKN akan Diganti menjadi PMP kalau substansionalnya sama, seharusnya penajaman yang perlu dilakukan, dalam artian PMP bisa wawasannya lebih luas sehingga peserta didik lebih dapat menerapkan pelajaran yang terkandung didalamnya. Terang Batras.

Ia juga berharap, mata pelajaran PMP ini nantinya nilai substansionalnya bisa membuat peserta didik lebih berkarakter, kemudian bisa memiliki sikap berbudi luhur, bisa menghargai sesama, dan peduli terhadap lingkungannya serta bisa mengangkat kearifan lokal suatu daerah.

"Jika PMP nanti dihidupkan kembali, kita berharap kedepannya, isi dari kandungan buku tersebut lebih dipertajam lagi, bagaimana nanti nilai - nilai pancasila itu punya nilai lebih untuk diterapkan pada peserta didik, jangan nanti setelah dihidupkan ternyata isinya sama hanya berbeda judulnya saja." pungkasnya.

Terpisah, berbeda dengan pendapat ketua Program studi (Prodi) PPKN Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) Seri Suryanti SH, SPd , M.Pd kepad metro-online.co mengatakan tentang rencana Kemendikbud menghidupkan kembali mata pelajaran PMP, Ia berpendapat bahwa hal ini sangat berdampak positif khususnya dalam membangun moral anak bangsa.

Dijelaskannya mata pelajaran PPKN dengan PMP itu sangat berbeda pembahasannya, dimana PMP itu mempelajari lebih luas mengenai moral dan bagaimana hak dan kewajiban sebagai warganegara, sementara Pelajaran PPKN itu bisa dikatakan lebih sempit lagi pembahasannya, hanya lebih banyak mempelajari hak dan kewajiban sebagai warganegara saja sehingga untuk moralnya sudah tidak banyak pembahasan lagi. Jelas Suryanti.

" Mata pelajaran PPKN hanya lebih megutamakan bagaimana hak dan kewajiban kita sebagai warganegara kepada negaranya saja, dan tidak lagi banyak untuk membahas masalah moral dan akhlak." Ungkap ketua prodi sekaligus dosen PPKN ini diruang kerjanya, Jum'at (29/11/2018).

Dikatakan Suryanti, bahwa berkurangnya pembahasan mengenai moral dalam mata pelajaran PPKN sangat berdampak pada karakter dan moral anak bangsa semakin merosot dan berkurang.

"Walaupun Semakin Pintarnya seseorang itu tetapi, kalau akhlaknya dan karakter mereka berkurang itu sangat mengkawatirkan jugakan" sebutnya.

Ia sangat setuju jika mata pelajaran PMP ini dihidupkan kembali karena Ia berpendapat bahwa mata pelajaran orde baru ini dapat meningkatkan moral anak bangsa ini karena PMP lebih dalam lagi pembahasannya mengenai moral dan akhlak dan isi dari PMP sekaligus mencakup tentang kewarganegaran juga.

Diungkapkan Suryanti, Ia juga sangat prihatin terhadap perkembangan moral anak bangsa sekarang ini yang semakin merosot, dimana prilaku anak - anak sekarang semakin anarkis dan terkadang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Ia juga mengatakan hilangnya mata pelajaran PMP sangat berpengaruh terhadap moral anak bangsa ini.

"Cobalah waktu masa dulu kita sangat menghargai orangtua, guru dan orang yang lebih tua dari kita, tetapi sekarang kita miris melihat prilaku anak - anak sekarang dimana rasa untuk saling menghargai dan menghormati sudah semakin berkurang." Ungkap ketua prodi PPKN ini.

Dalam hal ini Ia berharap Mata pelajaran PMP ini nantinya bisa menjawab dan berpengaruh besar dalam mengatasi krisis moral anak bangsa.

Kemudian Ia meminta mata pelajaran ini waktunya lebih baik ditambahkan lagi, " Kita berharap ini nantinya kurikulumnya diperbaiki serta memperbanyak lagi mata pelajaran untuk PMP dan berikutnya juga kita berharap dikembalikannya lagi P4 (pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila) karena nilai pancasila itu adalah karakteristik bangsa kita yang terkenal religius, berasal dari adat istiadat, dan semoga ini akan lebih baik lagi kedepannya," pintanya. (Syahrul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini