KSP- IMIKI Berkolaborasi Untuk Menghadang HOAX dan Ujaran Kebencian

Sebarkan:
Jakarta|Pemerintah kian fokus menanggulangi penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian di Indonesia.  Salah satunya dengan cara berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki kekuatan dan jaringan untuk menyebarkan kebaikan-kebaikan di tengah-tengah masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima pengurus Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (IMIKI) dan merumuskan kerja sama antara dua lembaga tersebut di Gedung Bina Graha, Jakarta, 10 Desember 2018.

Moeldoko menyampaikan terima kasihnya kepada IMIKI sebagai perwakilan organisasi generasi muda yang mempunyai kesadaran dan semangat bersama menghadapi informasi hoax, informasi yang tidak benar, tidak mendidik. “Berita-berita tersebut membawa sebagian dari masyarakat pesimis terhadap masa depan,” kata Moeldoko.

Padahal, yang sekarang ini dibutuhkan adalah informasi-informasi yang membangkitkan optimisme kita sebagai bangsa yang besar.

Sementara itu, Ketua umum IMIKI Pusat Mahmud Mumaidi memaparkan bahwa IMIKI baru saja selesai melaksanakan program rapat kerja dengan 150 universitas yang memiliki jurusan ilmu komunikasi di seluruh Indonesia. Rapat kerja tersebut memfokuskan untuk lebih serius menangkal isu hoax, pengujaran kebencian, dan netralitas media dalam konteks politik.

Moeldoko menyambut baik kerja sama Kantor Staf Presiden dengan IMIKI. “Kolaborasi tidak sekadar pandai berkomunikasi, akan tetapi dituntut untuk bisa menyampaikan informasi yang benar yang didukung oleh fakta yang terjadi di lapangan,” ujar mantan Panglima Kodam III Siliwangi tersebut.

IMIKI sendiri berharap adanya kolaborasi dengan KSP dapat menghadapi dan memerangi informasi hoax dan mengomunikasikannya dengan masyarakat secara lebih maksimal.

Sementara itu Wandy N. Tutoroong, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, “Saya melihat sekilas isu-isu strategis dari  IMKI bisa dikolaborasikan dengan KSP. Isu hoax harus ditangani untuk membangun ruang publik yang sehat. Seringkali ruang publik dibanjiri informasi hoax, sehingga ruang publik menjadi keruh.”

Di era digital ini, mesin menjadi instrumen utama dalam mengisi ruang publik. Akibatnya, ruang publik keruh dan kampanye hitam, yang berujung terciptanya kesan bahwa suasana berada dalam keadaan kritis. “Tidak jarang politik dan kampanye ketakutan dilakukan oleh konsultan media dan perusahaan besar, untuk memunculkan perasaan krisis dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Wandy.(alois)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini