Ragam Produk Andaliman Taman Eden Seratus Mulai Diminati Masyarakat

Sebarkan:
Marandus Sirait Menunjukkan Produk Andaliman hasil olahannya di salah satu acara Akbar dan sudah banyak diminati masyarakat dari berbagai elemen.

TOBASA - Taman Eden 100 yang berada di Lumban Rang, Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara merupakan sepenggal kebesaran Tuhan ada di kawasan Danau Toba.

Taman Eden 100 ini menjadi situs yang dapat merefleksikan manusia dan bumi dalam upaya pemulihan, pelestarian, perlindungan dan pengawasan integritas ekosistem.

Marandus Sirait (51), pengelola Taman Eden 100 juga kerab kali meraih beberapa penghargaan seperti piala Kalpataru (Perintis Lingkungan) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2005, piala Wana Lestari dari Menteri Kehutanan 2010 dan UGM Award 2013 dari Rektor Bapak Pratigno.

Selain upaya pemulihan, pelestarian, perlindungan dan pengawasan integritas ekosistem, Marandus Sirait juga sedang gencar-gencarnya melakukan produk-produk dari tanaman khas Batak yaitu andaliman. 

Diketahui, andaliman adalah bumbu khas dari tanah Batak, bumbu ini sudah dikenal oleh nenek moyang orang Batak. "Sebelum teknologi berkembang ditanah Batak, orang Batak bisa menikmati hidangan ikan atau daging yang masih mentah yang disebut Dengke Naniura atau Manuk Naniura. “

Bumbu andaliman berperan penting, didalamnya ada bumbu kunyit dan asam jungga. Aroma dan sensasi khas dari andaliman yang tidak dapat disamakan dengan bumbu lain di dunia, bumbu ini membuat makanan mentah menjadi nikmat," terang Marandus Sirait saat acara Pesta Wisata Leluhur ke dua Pomparan Raja Tambun se-Indonesia, Minggu (4/10/2018) di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Toba Samosir.

Dikatakan Marandus, untuk masakan khas Batak ini biasa digunakan adalah masakan Arsik Ikan, jagal Naniarsik, saksang atau tango-tanggo dan sebagai variasi sambal andaliman seperti sambal rias dan sambal untuk daging panggang. “Rasa getir atau mangintir di lidah pada saat mencicipinya dan aroma khas dari andaliman memberi kesan dan kenikmatan tersendiri bagi pencinta makanan khas Batak,” ujarnya.

"Pada masa kini, andaliman sudah semakin dikenal di Indonesia. andaliman dapat digunakan untuk olahan makanan lainnya seperti lampet, dolung-dolung, keripik juga sasagun. Kopi dan teh rasa andaliman, bubuk andaliman dikemas dalam bentuk sackset dan botol, sambal andaliman ori berbentuk kemasan botol, sambal andaliman ekstra pedas dan kacang telur andaliman dijual dengan harga yang bervariasi,” paparnya.

Saat ini, salah satu jajanan yang sangat diminati oleh masyarakat umumnya adalah martabak. “Andalin sudah ada diproduksi menjadi martabak dengan cita rasa andaliman. Tidak tertutup kemungkinan rasa dan sensasi andaliman digunakan untuk olahan khas daerah lain di Indonesia dan Dunia,"tambahnya.

Marandus Sirait juga mengakui bahwa dengan terlaksananya olahan produk andaliman tersebut, tidak luput atas kerjasamanya dengan PT. Toba Pulb Lestari (TPL) melalui Dana CDnya. 
"Ini adalah Atas kerjasama Taman Eden 100 dengan PT. TPL. Dimana sebelumnya TPL sudah memberikan Bantuan berupa bibit Andaliman sebanyak dua puluh Ribu Batang . Sebagian sudah ditanam di kawasan Taman Eden dan sebagiannya diberikan kepada masyarakat khususnya kecamatan lumban Julu. Nanti akan ada lagi bantuan berupa mesin pengolah produk Andaliman juga dari CD PT. TPL. Saya sangat berterimakasih atas kerjasama tersebut. Mudah-mudahan hasil produk andaliman ini bisa berkembang di seluruh Indonesia," akunya. (OS).



Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini