Harga Jual Beras Lokal di Sibuhuan Naik

Sebarkan:

PALAS- Harga beras lokal di lokasi pusat Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas (Palas), mengalamai kenaikan harga sebesar Rp 1.500 perkilonya, dari sebelumnya harga di tingkat pedagang eceran sebesar Rp 15. 000 per kilogram, saat ini sudah menjadi Rp 16.500 perkilo.

Kenaikan harga beras ini, dibarengi dengan naiknya harga jual gabah kering giling (GKG) padi para petani, yang bertanam padi Kecamatan Barumun, yakni di harga Rp 60.000 perkalengnya atau setara dengan sekitar Rp 6.000 per kilogramnya. Taksiran ukuran satu kaleng sekitar 10 kilogram. Sebelumnya, harga jual GKG petani di kisaran harga Rp 5.500 perkilogram.

Akibat naiknya harga bahan pangan ini, para pedagang beras yang berjualan di pasar tradisional itu sepi pembeli dan daya beli masyarakat menurun. Pasalnya, penjual beras di pasar ini menjual beras ukuran karung berat 50 kilogram. Akhirnya kini, pembeli yang datang kebanyakan membeli beras menggunakan ukuran literan.

“Biasanya, dalam sehari, saya bisa jual 3 karung beras seberat 50 kilogram perkarungnya, totalnya jadi 150 kilogram 3 karung dalam sehari.  Tapi saat ini, menjual satu karung saja, kalau laku sudah syukur kali awak," sebut satu pedagang beras eceran Yuli Hasni, kepada wartawan di lokasi dagangannya, Senin (26/11/18).

Menurut Yuli, sepinya kondisi pembeli yang terjadi di lokasi pasar itu, diduga akibat tingkat prekonomian masyarakat, golongan menengah ke bawah di kecamatan tersebut, saat ini mengalami penurunan pendapatan ekonomi.

Penurunan tingkat perekonomian warga ini, diduganya, dampak dari harga komoditi hasil pertanian masyarakat, seperti karet dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani, saat ini lagi menurun.

“Kata tetangga petani kebun, harga karet saat ini, sekitar Rp 6.000 perkilogram dan buah sawit sekitar Rp 750 per kilonya di tingkat agen," jelas Yuli, juga warga Desa Pagaran Silindung, Kecamatan Lubuk Barumun ini.

Dilain tempat terpisah, perihal kondisi harga dua jual jenis komoditi hasil petani itu, dibenarkan oleh seorang agen getah karet H Ibarahim Daulay dan seorang agen TBS kelapa sawit, Topan Hasibuan, saat dihubungi wartawan, melalui handphone kedua sumber, terungkap, hasil produksi dua jenis komoditi hasil para petani itu, yakni Karet dan TBS sawit, saat ini lagi mengalami penurunan.

"Menurunnya produksi getah karet itu, disebabkan, kondisi cuaca saat ini di daerah Kabupaten Palas, sedang musim penghujan. Sehingga menyebabkan para petani, terkadang tidak bisa melakukan aktifitas menderes pohon di lahan perkebunannya," sebutnya.

"Sedangkan menurunan hasil produksi TBS buah sawit di petani itu dengan terus kondisi harga jual buah sawit yang turun terus, berakibat para petani tidak mampu melakukan pemupukan di areal perkebunan mereka. Hal itu, disebabkan kondisi harga buah sawit dalam beberapa bulan terakhir ini, terus turun di Kabupaten Palas.

Lebih lanjut, kedua agen dari dua hasil komoditi hasil petani tersebut, berharap kepada pemerintah supaya dapat menormalkan kembali harga kesua jenis komoditas ekspor itu. "Agar tingkat perokonomian atau pendapatan keluarga para petani di sinu dapat terbantu dan meningkat," tutupnya. (Maulana).

Yuli Hasni, satu pedagang beras si Pasar Sibuhuan


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini