Grup Facebook Palambok Pusu-Pusu Gelar Seminar Bahasa Batak

Sebarkan:

Ajak Berbagai Elemen Lestarikan Bahasa Batak


Seminar Bahasa Batak di Gedung serbaguna SMK Negeri 1 Balige.
 TOBASA │ Group Palambok Pusu-pusu mengadakan Seminar Bahasa Batak di Gedung Serbaguna SMK Negeri 1 Balige, Kabupaten Toba Samosir, Prov Sumut, Sabtu (10/11/2018). Acara ittu dilaksanakan bersama para Sastrawan dan budayawan Batak dengan tujuan untuk melestarikan Bahasa Batak di era globalisasi ini.

Group Palambok Pusu-pusu (GP3) adalah group kumpulan orang-orang Batak di Media Sosial Facebook Yang beranggotakan sekitar 9.772 akun. Dalam kesempatan Acara tersebut, Ana Elprida Siahaan Ketua Panita acara Seminar Bahasa Batak juga salah satu anggota GP3 sangat mendukung kegiatan tersebut.

"Adapun diadakannya kegiatan ini dan dimotori oleh bapak M Tansiswo Siagian seorang pegiat, pecinta Bahasa Batak yang telah mendapat penghargaan Anugerah tahun 2017 dari yayasan Azip Rosisto. Bahwa group tersebut para anggota group wajib menulis dan memberi komentar dalam bahasa Batak baik dalam cerita bersambung, puisi, ataupun dalam bentuk humor," katanya.

Selanjutnya, sambutan Bupati Toba Samosir Ir Darwin Siagian yang diwakili oleh Parulian Siregar Asisten Tiga Pemkab Tobasa mengatakan Sangat memberikan Apresiasi yang sangat tinggi dengan diadakannya seminar Bahasa Batak tersebut.

"Dikarenakan, saat ini di beberapa daerah yang didiami orang Batak sering menggunakan bahasa Indonesia, dan tidak mengajarkan bahasa Batak. Jadi ada kemungkinan bahasa Batak akan punah bila hal ini dibiarkan terus menerus. Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini kita berpeluang untuk mempertahankan bahasa Batak. Mari kita praktekkan tiap hari kepada anak-anak kita. Mudah-mudahan budaya kita dapat kita pertahankan bahasa Batak dan surat Batak," Parulian Siregar.

Demikian juga dengan Ketua Group Palambok Pusu-pusu M Tansiswo Siagian sekaligus pemrakarsa Kegiatan ini, Secara singkat mengatakan untuk bersama menjaga Bahasa Batak agar tidak Punah. "Molo so Hita, ise be. Molo Dang soanari andigan be (Kalau bukan kita siapa lagi, jika tidak sekarang kapan lagi)," sebutnya dengan semangat sembari mengakhiri sambutannya.

Di dalam materi acara seminar Bahasa Batak tersebut Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nomensen Manguji Nababan memaparkan sebab secara kultural Punu (punah) adalah suatu yang amat tidak disenangi oleh orang Batak apalagi kepunahan itu sudah jelas ada dihadapan mata dan gong kematian itu hanya menunggu waktu saja. Hal itu tentu sangat menyedihkan bagaimana kondisi Bahasa Batak sekarang.

Diketahui menurut hasil identifikasi badan Bahasa Kemendikbud dari 617 Bahasa daerah yang ada di Indonesia 319 Bahasa dinyatakan berstatus terancam punah, serta 15 bahasa dinyatakan punah. Dan penyebab kepunahan itu jamak. Bisa karena kemajuan jaman, penemuan tekhnologi, globalisasi, proses migrasi, perkawinan antar etnik dan sebagainya.

"Kebijakan pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) nomor 8 tahun 2017 tentang pengutamaan Bahasa Indonesia, perlindungan Bahasa daerah dan sastra Daerah. Perda ini adalah Yang pertama di Indonesia yang mengatur perihal perlindungan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah Sumut. Untuk itu, atas nama kelestarian kearifan lokal Batak, alangkah bijak jika stakeholder di Daerah kabupaten sekawasan Danau Toba menerjemahkan Undang-undang ini lewat tindakan nyata," dalam paparan materinya.

"Tampakna do tajomna rim ni tahi do gogona, masyarakat pemerintah, budayawan,tokoh pendidik, tokoh adat, putra-putri perantau asal tanah Batak, mari bahu membahu merawat dan palumehon ugari habatahon kepada generasi penerus kita. Jika tidak demikian, suatu saat budaya lokal yang merupakan warisan leluhur kita itu akan tergerus dan punah menjadi fosil kebudayaan," lanjutnya.

Dalam Acara Seminar Bahasa Batak Palambok Pusu-pusu tersebut dihadiri oleh Nestor Rico Wartawan, Sastrawan, Penulis Skenario Jakarta, Tambunan, St Prof.DR Albiner Siagian guru Besar FKM USU, Motivator dan Penggiat Sastra Batak, Pdt Demak Simanjuntak,MTh Ketua Sekolah Tinggi Guru Huria di Sipoholon Tarutung, Sekdis Pendidikan Tobasa Parlindungan Naipospos, Kadis Pariwisata, Para Kepala Sekolah SD dan SMP se Kabupaten Toba Samosir.(OS)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini