Bupati Karo Tinjau Pembangunan Kios Kuliner di Tongging |
KARO│Bupati
Karo Terkelin Brahmana, SH didampingi Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Msi,
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ir Mulia Barus, Msi, meninjau
pembangunan kios kuliner yang dibangun Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dengan anggaran sebesar Rp 3 milyar di
daerah tujuan wisata Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Pembangunan kios itu diketahui kemungkinan besar akan
mengalami kegagalan mengingat akibat adanya masyarakat yang melakukan penolakan walau sebelumnya
telah dilakukan sosialisasi yang sudah
beberapa kali dilakukan Pemkab Karo melalui Camat Merek, Kapolsek Tigapanah dan
Koramil Merek, warga sudah menyatakan persetujuannya. Namun sayangnya, saat
dimulainya pembangunan reklamasi untuk lokasi kios kuliner, warga merasa
keberatan.
Hal itu diungkapkan, Bupati Karo, Terkelin Brahmana,
SH Selasa petang (13/11) saat melihat
pembangunan taman Geopark Kaldera Toba di Tongging yang juga direklamasi yang
anggaran pembangunannya satu paket dengan pembangunan kios kuliner.
"Pihak Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI awalnya, mau meluncurkan dana ke daerah Tanah
Karo khususnya Tongging, karena adanya surat pernyataan warga semua pemilik
kios yang berada dekat tepi danau, bersedia dilakukan pembangunan disertai
dengan adanya surat pernyataan tidak keberatan. Saya sungguh heran pembangunan kios kuliner yang tadinya
sekaligus untuk penataan dan mempercantik wajah Tongging menurut info camat
yang dapat dibangun, Hanya tiga (3) kios yang tetap dilaksanakan karena pemilik
menyatakan kesediaanya untuk dilanjutkan pembangunannya, selebihnya warga tetap
menolak,” ujar Bupati Karo.
“Tidak ada sedikitpun niat pemerintah merugikan warganya
dalam mendongkrak perkembangan kemajuan ekonomi daya saing, bahkan dengan
adanya pembangunan itu seiring dengan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional di seputaran Danau Toba, justru untuk meningkatkan kesejahteraan warga
di Kabupaten Karo khususnya di Tongging," ujar Bupati Karo.
Sementara Kepala Bappeda Karo, Nasib Sinturi, Msi
mengamini yang dikatakan Bupati Karo. Konsep pembangunan kios kuliner tersebut
diatas danau setelah dilakukan reklamasi (ditembok dan di cor) baru dibangun, pekerjaannya langsung
ditangani Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) bukan Pemda Karo. Namun ada kita dengar riak riak dari camat merek bahwa
warga pemilik kios yang berjumlah 12 (dua belas) ada yang tidak setuju, sungguh
sangat disayangkan bila warga kita tidak siap menerima pembangunan yang
sebenarnya justru untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
"Sebelumnya warga sudah menyatakan persetujuaanya,
namun saat dimulai pembangunan, tiba-tiba warga bersikukuh menolak. Padahal
Bupati Karo sangat agresif melobbi anggaran ke pemerintah pusat, sehingga
akhirnya anggaran itu turun. Tidak mudah melobbi anggaran itu ke pusat, karena
banyak daerah yang menginginkan anggaran dari pusat untuk pembangunan
daerahnya,” beber Sianturi.
“Tadinya kita sangat berharap, warga mendukung
pembangunan kios kuliner, sehingga tahun depan anggaran untuk pembangunan
berbasis prasarana wisata di Tongging bisa meningkat. Bahkan untuk tahun depan
sudah kita rencanakan pembangunan dermaga Tongging dan pelebaran jalan di
sejumlah titik menuju Tongging.Tapi dengan adanya penolakan ini, tentu sangat
berpengaruh. Otomatis citra kita di pusat sedikit dipertanyakan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan kios kuliner DTW
Tongging dengan lebar kedalam danau yang di reklamasi berkisar 8-10 meter
dengan bangunan sebanyak 12 kios untuk tahap pertama dengan anggaran sebesar Rp
3 milyar langsung ditangani Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR).
Bupati Karo Terkelin Brahmana agresif melobi anggaran ke
pemerintah pusat untuk pembangunan kios, dermaga Tongging, peningkatan jalan
sekaligus untuk penataan dan mempercantik wajah Tongging.(ms.keloko)