Tim Kementan RI Temui Petani Jagung di Palas

Sebarkan:
Palas-Bertujuan untuk memastikan bantuan benih jagung program Upsus Pajale tahun anggaran (TA) 2018 dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI sampai kepada petani di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Tim dari Dirjend Tanaman Pangan Kementan RI melakukan evaluasi dan menemui sejumlah petani jagung yang tersebar di daerah Kabupaten Palas.

Didampingi Kabid Penyuluhan Distan Palas, Parmonangan Harahap dan Kasi Program Distan Palas, Rio Handoko, Dirjend Tanaman Pangan Kementan RI, Juwardi, bersama Tim Inspektorat Pertanian, Daniel Siregar melakukan pertemuan dengan puluhan kelompok tani (poktan) jagung serta petugas PPL dari tiga kecamatan, Kecamatan Sosa, Hutaraja Tinggi (Huragi) dan Kecamatan Batang Lubu Sutam (Batam) bertempat di Kantor UPTD Pertanian Kecamatan Sosa, Senin (08/10/2018).

"Tujuan kedatangan Tim dari Dirjend Tanaman Pangan dan Inspektorat Pertanian menjumpai poktan penerima bantuan benih jagung adalah, untuk memastikan bahwa bantuan benih jagung sudah diterima petani," ujar Parmonangan.

"Tim dari Dirjend Tanaman Pangan Kementan RI akan berdialog dan berdiskusi dengan poktan penerima bantuan benih jagung. Kami berharap poktan bisa memberikan informasi yang benar," tambah Monang.

Sementara, Juwardi secara langsung melakukan wawancara dan memberikan formulir responden kepada masing-masing poktan, terkait penerimaan benih jagung, menyangkut jadwal penerimaan benih, mutu dan kualitas benih serta jadwal penanaman benih dan prediksi produktifitas tanaman jagung yang dilakoni petani.

"Dari hasil wawancara langsung dengan para petani penerima benih jagung, rata-rata poktan di tiga kecamatan telah menerima benih jagung varietas Hibrida Bima 21 URI, sesuai spesifikasi yang kami terima," ujarnya.

Namun, kata dia, baru sebagian kecil petani yang menanam benih jagung yang surah diterimanya. Sitem tanamnya ada yang tumpang sari dengan tanaman padi gogo. Ada juga petani belum menanam benih jagung yang sudah diterima.

"Keadaan ini semata-mata disebabkab karena benih jagung yang terlambat datang diterima petani. Seharusnya, petani bertanam jagung di bulan maret-april, tapi kenyataannya benih jagung datang di bulan september," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, kendala yang kini dihadapi petani yang sudah bertanam jagung, yakni belum datangnya bantuan pupuk dari pemerintah untuk tanaman jagung mereka.

"Tentu saja, tanaman jagung yang tidak dipupuk akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung, yang bisa saja berdampak pada hasil produktifitasnya," tambahnya.

Petani yang sudah bertanam jagung, kata Juwardi, diprediksi akan panen jagung di bulan desember 2018 hingga bulan januari 2019. "Petani yang belum bertanam jagung, akan bertanam jagung pada bulan maret-april 2019, setelah padi gogo yang kini sudah ditanam dipanen petani," jelasnya.

"Masukan, saran dan harapan petani, serta kendala yang dihadapi petani jagung di daerah Palas ini, akan kami himpun lewat pertemuan seperti ini dan akan kami bawa dan dicarikan solusinya di Kementan RI nantinya," tegasnya.(pls-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini