ACEH |Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya bekerja sama dengan Atsiri Research Center (ARC) universitas Syiah Kuala dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Sepakat untuk mengembangkan Produk Inovasi minyak Nilam. Hal tersebut disepakati dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Nasional Nilam Aceh yang diselenggarakan oleh ARC dan Kemenristekdikti di Ruang Senat Unsyiah Banda Aceh Rabu, 31 oktober 2018.
Bupati Aceh Jaya Drs.H.T. Irfan TB mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Pihak ARC unsyiah yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut, sehingga melahirkan kesepakatan untuk mengembangkan klaster inovasi minyak nilam aceh di Kabupaten Aceh Jaya yang didukung penuh oleh Kementerian Risetdikti Republik Indonesia.
Dia juga berterima kasih karena telah melakukan pembinaan kepada para petani nilam di aceh jaya selama ini sehingga telah menghasilkan beberapa produk turunan minyak nilam seperti Sabun, bahan wangi-wangian Aroma Therapi, Parfum (Minyak Preet).
Menurut Irfan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Jaya kondisi tanahnya sangat cocok untuk ditanami nilam dan dengan adanya pembinaan dari ARC unsyiah yang didukung oleh kemenristek dikti semoga dapat meningkatkan kembali gairah petani untuk menanam nilam sebagaimana yang pernah mengalami masa ‘kejayaan’ minyak nilam di Aceh jaya beberapa tahun lalu.
Karena akhir – akhir ini petani nilam banyak yang pesimis menanam nilam dikarenakan adanya penyakit virus yang menyerang tanaman nilam atau yang lebih dikenal dengan pakuk/budoek Serta fluktuasi harga. Dengan adanya pembinaan dari Phak ARC unsyiah ini perlahan-Lahan kini telah meningkatkan kembali semangat menanam komoditi tersebut.
Sementara itu Direktur Inovasi Industri Kemenristekdikti, Ir. Santosa Yudo Warsono, MT mengungkapkan mengapa pihaknya sangat mendukung program klaster inovasi minyak nilam ini karena banyaknya keluhan pelaku usaha yang selalu meng-import bahan baku produk kecantikan dari luar negeri padahal bahan mentahnya banyak terdapat di Indonesia seperti yang terdapat di Aceh ini.
Untuk itu Santosa berharap agar dalam waktu 3 tahun kedepan sudah ada hasil yang diperoleh dari program ini yaitu berupa penghasilan yang berkelanjutan terutama bagi petani nilam dan para pelaku usaha klaster minyak nilam itu sendiri dan akhirnya kebutuhan bahan baku produk kecantikan dalam negeri dapat disediakan oleh petani lokal dan tidak perlu lagi impor.
Pada kesempatan itu turut pula diserahkan produk klaster inovasi nilam berupa satu unit ketel steel oleh Dari Unsyiah Kepada Pemda Aceh Jaya yang diserahkan secara simbolis Oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Hizir yang diterima langsung oleh Bupati Aceh Jaya Drs. H.T. Irfan TB.(darma)
Bupati Aceh Jaya Drs.H.T. Irfan TB mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Pihak ARC unsyiah yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut, sehingga melahirkan kesepakatan untuk mengembangkan klaster inovasi minyak nilam aceh di Kabupaten Aceh Jaya yang didukung penuh oleh Kementerian Risetdikti Republik Indonesia.
Dia juga berterima kasih karena telah melakukan pembinaan kepada para petani nilam di aceh jaya selama ini sehingga telah menghasilkan beberapa produk turunan minyak nilam seperti Sabun, bahan wangi-wangian Aroma Therapi, Parfum (Minyak Preet).
Menurut Irfan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Jaya kondisi tanahnya sangat cocok untuk ditanami nilam dan dengan adanya pembinaan dari ARC unsyiah yang didukung oleh kemenristek dikti semoga dapat meningkatkan kembali gairah petani untuk menanam nilam sebagaimana yang pernah mengalami masa ‘kejayaan’ minyak nilam di Aceh jaya beberapa tahun lalu.
Karena akhir – akhir ini petani nilam banyak yang pesimis menanam nilam dikarenakan adanya penyakit virus yang menyerang tanaman nilam atau yang lebih dikenal dengan pakuk/budoek Serta fluktuasi harga. Dengan adanya pembinaan dari Phak ARC unsyiah ini perlahan-Lahan kini telah meningkatkan kembali semangat menanam komoditi tersebut.
Sementara itu Direktur Inovasi Industri Kemenristekdikti, Ir. Santosa Yudo Warsono, MT mengungkapkan mengapa pihaknya sangat mendukung program klaster inovasi minyak nilam ini karena banyaknya keluhan pelaku usaha yang selalu meng-import bahan baku produk kecantikan dari luar negeri padahal bahan mentahnya banyak terdapat di Indonesia seperti yang terdapat di Aceh ini.
Untuk itu Santosa berharap agar dalam waktu 3 tahun kedepan sudah ada hasil yang diperoleh dari program ini yaitu berupa penghasilan yang berkelanjutan terutama bagi petani nilam dan para pelaku usaha klaster minyak nilam itu sendiri dan akhirnya kebutuhan bahan baku produk kecantikan dalam negeri dapat disediakan oleh petani lokal dan tidak perlu lagi impor.
Pada kesempatan itu turut pula diserahkan produk klaster inovasi nilam berupa satu unit ketel steel oleh Dari Unsyiah Kepada Pemda Aceh Jaya yang diserahkan secara simbolis Oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Hizir yang diterima langsung oleh Bupati Aceh Jaya Drs. H.T. Irfan TB.(darma)