Akibatnya, pergelangan tangan kanan Zendrato terluka dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Tak terima, korban didampingi keluarga mendatangi Polsek Percut Seituan, guna membuat laporan pengaduan pada Rabu (12/9) sekira jam 16.00 wib.
Kepada wartawan, korban mengaku bahwa penganiayaan yang menimpanya dilakukan seorang oknum OKP yang bertugas menjaga pintu portal pada malam hari di lahan garapan, Jalan Jerman 15, Lahan Garapan pada Selasa (11/9/2018) sekira pukul 23.30 wib.
"Pelakunya itu biasa dipanggil Kabul (25). Dia orang situ juga," kata korban kepada wartawan usai melakukan visum di RS Haji Medan.
Tambahnya, penganiayaan terjadi karena masalah sepele. Diceritakannya, malam itu korban berniat hendak keluar dari lahan garapan untuk membeli makanan. Namun, saat tiba di pos salah satu OKP, sepeda motor Yamaha Mio J yang dikendarai korban dihentikan pelaku.
"Awalnya pelaku nanya saya mau kemana, setelah saya jawab mau keluar membeli makanan, kunci kereta saya dicabut hingga mesin kreta saya mati," ujar korban.
Saat kunci kereta diminta korban, pelaku makin emosi dan mengambil
parang yang disimpan di pos penjagaan. Parang tersebut langsung dihantam ke kepala korban.
"Aku menangkis pakai tangan sewaktu dibacok pelaku," ujar korban.
Akibatnya, lengannya terluka dihantam parang. Darah mengucur deras dari pergelangan tangannya. Meski menggelupur kesakitan, pelaku beserta temannya tidak mau menolong dan malah santai sembari berlari ke pos.
Korban yang saat itu kesakitan langsung pulang ke rumah abangnya dan melaporkan kejadian itu. Karena darah terus mengalir deras, korban dibawa keluarga ke klinik Hamida di kawasan Jalan Letda Sujono, Medan Tembung.
Usai menjalani perawatan, korban lalu membuat pengaduan ke Polsek Percut Sei Tuan dengan bukti laporan resmi dengan nomor STTLP/1832/IX/2018/SPKT Percut.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Faidil Zikri, SH, SIK saat dikonfirmasi terkait adanya korban pembacokan yang diduga dilakukan anggota ormas OKP di kawasan Lahan Garapan, Jerman 15. "Laporan pengaduan sudah kita terima dan akan segera diproses" kata Kompol Faidil. (jo)
