Getir dan Pahit Perjalanan Hidup Ketua KPU Langkat

Sebarkan:
Agus Arifin
LANGKAT-Pengalaman pahit dan getir selama puluhan tahun malang melintang membangun gerakan moral sebagai aktivis buruh masih begitu pekat membekas bagi Agus Arifin. Kisah dinamika berorganisasi mahasiswa dan organisasi buruh pula yang mengantarkannya berkarier sebagai Ketua KPU Kabupaten Langkat.


Dalam pertemuan yang hangat bersama di ruangannya, Selasa (18/9/2018), mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Fisio USU, yang juga merasakan era Reformasi 1998 ini mengaku sedari awal tak menyana menjadi Ketua KPU Langkat. Cita-cita pekerjaaan saja tak pernah ia target.


"Cita-cita dulu jadi orang berjanggut orang saleh, pelan-pelan lah berubah karena kuliah di Fisip USU 1991-1998 banyak memberi pelajaran baru, lingkungan baru, dan pergaulan baru," ungkapnya.


"Dari sini lah Saya mendirikan serikat buruh SBSU sebagai ketua, ini buah reformasi 1998 karena ada kebebasan bersikap dalam demokrasi, bergabung Deklarator Serikat Buruh Indonesia," imbuh salah satu pendiri KontraS Sumut ini.


Tak sungkan, Arifin mengaku masa-masa duduk di bangku kuliah ibarat orang gila yang terkesan tidak punya arah dan tujuan hidup. Bahkan masa kuliah yang bisa ditamatkan 3 tahun setengah harus ia lalui hingga 7 tahun, selama itu pula Agus membangun jaringan serikat buruh, petani, nelayan, kaum kurang mampu hingga menjadi teman setia anak-anak jalanan.


"Pengalaman saya dari orang gila ada tiga orang kami dulu karena gak tamat-tamat, tapi akhirnya tamat juga lah di USU, ngurus buruh, petani, nelayan, anak jalanan sama ngurus orang-orang susah. Jadi untuk diri kita aja ya gak terpikirkan, pernah juga ngedukasi buruh anak jermal," ujar Ketua Senat Fisip USU ini.


"Pengalaman abang juga jadi Relawan KKSP 1993 ngurusi anak jalanan, saya sebagai penggiat pendidikan alternatif hak konvensi anak, ya jadi kawan anak-anak itu di Amplas, di Sukaramai," tambahnya.


Kata Arifin, jadi aktivis HMI itu jalurnya ke gerakan rakyat, berinteraksi langsung dengan masyarakat, buruh, petani. Jadi gerakan moral sebagai agent of change, agen control sosial bersama senasib serasa sama kaum buruh, miskin kota, nelayan, petani.


"2014 saya masuk KPU, modalnya pergerakan sejak mahasiswa bersama buruh, basis petani nelayan dan koneksi dengan harapan merubah manajemen dan kepemimpinan untuk memperbaiki sistem, apalagi ada tanggungjawab sebagai kepala berkeluarga," katanya.


"Jadi banyak orang dekat mengingatkan saya soal hak, mereka ingati bahwa selain hak rakyat ada juga hak untuk anak istri. Dari situ lah masuk ke konsultan dan karier awal masuk  KPU. Kawan-kawan pun sudah ada yang bangun gerakan di berbagai sektor lainnya," jelasnya.


"Modal pengalaman beroraganisasi HMI banyak membentuk karakter mental, pengalaman berinteraksi, beretorika, mekanisme mengambil kebijakan berdialektika, memetakan permasalah sosial, memahami karakter orang, menghadapi masalah kritis, dan bekerja bersama orang lain yang beragam karakter," pungkasnya. (lkt-1)


Berikut Profil singkatnya:
Nama  : Agus Arifin

Pendidikan

SD Negeri 73 di Jalan Bakti

SMP Negeri 4 Medan

SMA 5 Negeri Medan


Pengalaman organisasi


-HMI Fisip USU

-Pengurus Cabang HMI Medan

-KAHMI Sumut

-Ketua Senat Fisip USU

-Ketua Biro Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat HMI Fisip USU

-Wakil Bendahara HMI Fisip USU

-Satu di antara Pendiri KontraS Sumut


-Presidium Komite Independen Pemilu Sumatera Utara 1997

-Ketua SBSU 1999

-Ketua Harian DPP SBSU 2010

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini