2 Tahun Irigasi Rusak, Belasan Desa di Simalungun Dihantui Kemiskinan

Sebarkan:
2 Tahun Irigasi Rusak, Belasan Desa di Simalungun Dihantui Kemiskinan



Petani dari 11 desa di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun mengalami kehilangan mata pencaharian utama dalam dua tahun terakhir. Hal ini terjadi karena saluran irigasi yang menjadi sumber pengairan sawah mereka mengalami kerusakan parah akibat mengalami longsor.

Kondisi ini menurut perwakilan warga, Edward Pakpahan sudah mereka alami sejak Juli 2016 lalu. Namun hingga saat ini belum ada perbaikan saluran irigasi tersebut dari pihak pemerintah.

"Sudah dua tahun petani disana kehilangan mata pencaharian utama sebagai petani padi sawah," katanya, Selasa (10/7/18).

Edward menjelaskan para petani yang kehilangan mata pencaharian utama tersebut berasal dari 11 desa yakni Huta (Desa) Cinta Dame IV, Huta Karang Tengah, Huta Cinta Dame III, Huta Tengkolan/ Banjar Pardamean, Huta Hite Tano, Huta Totap Majawa, Huta III Purwodadi, Huta II Purwodadi, Huta Cinta Dame I, Huta Cinta Dame dan Kampung Baru.

Seluruh petani dari desa tersebut menurutnya sudah mencoba usaha pertanian lain dengan memanfaatkan sawah mereka yang kering dengan menanam jagung maupun cabai. Akan tetapi hal tersebut tidak berhasil dengan baik karena selama ini mereka tidak memiliki keahlian dalam budidaya tanaman jagung maupun cabai.

"Ditanam jagung karena tidak tau perawatan ya nggak ada hasilnya, begitu juga cabai tidak berhasil dengan baik. Makanya mereka berharap agar hal ini menjadi perhatian pemerintah agar mereka dapat kembali menanam padi," ujarnya.

Ditengah keputusasaan yang terjadi para petani secara kolektif membuat surat permohona perbaikan saluran irigasi yang mereka tujukan kepada pemerintah pusat. Surat yang dilengkapi dengan tanda tangan seluruh kepala desa dari 11 desa tersebut mereka kumpulkan dan diserahkan kepada anggota DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba. Mereka berharap desakan mereka tersebut segera mendapat respon dari pemerintah agar kondisi perekonomian mereka tidak semakin terpuruk.

"Sudah kita sampaikan semoga dapat segera mendapat tanggapan," ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Parlindungan Purba mengaku sudah menerima surat tersebut. Dalam waktu dekat ia akan menyampaikan persoalan ini kepada Kementerian PU.

"Persoalan seperti ini banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Khusus untuk persoalan pada 11 desa di Simalungun ini, saya akan berupaya agar pihak kementerian PU segera menindaklanjutinya. Kita juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusinya. Ini sifatnya segera, karena berkaitan dengan kehidupan orang banyak," pungkasnya.(dra)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini