SRA Dukung Anak Berpendapat dan Berkreasi

Sebarkan:

Sekolah Ramah Anak (SRA) kini terus digaungkan di sekolah-sekolah baik tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Deliserdang.

Pasalnya, SRA diyakini mampu membawa dampak baik bagi pengembangan mutu pendidikan.

Diantaranya, anak tumbuh lebih percaya diri, saling melindungi, bebas mengeluarkan pendapatnya, belajar tanpa mendapat tekanan serta pembelajaran jadi lebih menyenangkan.

Informasi diperoleh pada Minggu (3/6/2018), salah satu sekolah yang sudah menerapkan program SRA yaitu SD Negeri 101801 di Kampung Durian, Kecamatan Deli Tua. Sekolah ini telah menerapkan program SRA sejak 2016 silam.

"Hasilnya sangat menggembirakan. Kalau dulu, jarak antara guru dengan siswa terasa jauh. Sekarang anak-anak didik kami sangat percaya diri, mereka beroleh kebebasan berpendapat, berekspresi dan belajar tanpa tekanan," kata Suharni (52), Kepala SD Negeri 101801 Kampung Durian, Kecamatan Deli Tua seraya menerangkan para guru juga diwajibkan menerapkan model pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

Suharni menambahkan, sekolah yang dipimpinnya itu tidaklah serta merta menjadi SRA. Sebelum program ini diterapkan, para guru terlebih dahulu diberi pelatihan dan sosialisasi tentang program sekolah ramah anak.

"Tanpa pembekalan dan pelatihan, program sekolah ramah anak tidak akan maksimal terlaksana. Guru-guru kami latih terlebih dahulu, baru kemudian mereka menerapkannya di kelas mereka masing-masing," kata Suharni.

Lebih jauh, Suharni mengatakan, di SD yang dipimpinnya salah satu praktik baik dari SRA yang menjadi unggulan adalah market day. Lewat program ini, anak-anak belajar menanam sayuran, belajar memasak dan mengemas serta menjualnya.

"Produk mereka itu tidak pakai bahan pengawet dan higienis. Mereka kemas dan jual sendiri, hasilnya untuk mereka juga. Lewat market day ini anak-anak kami mau belajar berwirausaha serta hidup mandiri," jelas Suharni.

Program sekolah ramah anak mendapat sambutan hangat dari para guru. Salah satunya dari Katino (53) guru sekaligus Wali Kelas 6.

Menurut Katino, SRA mendorong para guru untuk terus berkreasi dan berinovasi. Guru harus bisa menerapkan model pembelajaran PAKEM, supaya pembelajaran di kelas lebih menyenangkan.

"Dengan SRA, anak tidak lagi hanya belajar didalam kelas, tetapi juga di luar. Mereka belajar memanfaakan alam semesta sebagai sumber belajar. Kami guru mesti terus memperlengkapi diri," tegasnya. 

Ketua Komite Sekolah Saring Irwanto (46) juga mendukung program SRA ini karena dinilai relevan dan menjawab tantangan zaman.

Apalagi, sambungnya, belakangan ini, kasus-kasus kekerasan terhadap anak dalam proses pembelajaran sangat marak, baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan orangtua.

"Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi manusia yang berakhlak mulia, anti kekerasan, anti terorisme dan cinta perdamaian. Nah, sekolah ramah anak ini solusinya," timpalnya.

Sekjen Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara Agus Marwan mengungkapkan pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang ditujukan menggali dan mengembangkan potensi siswa secara utuh.

Menurutnya, penerapan pembelajaran aktif, mengharuskan guru memiliki keterampilan mendesain model-model pembelajaran, membuat alat peraga, menyusun lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi dan melakukan penilaian otentik.

"Guru perlu dilatih agar mampu melaksanakan pembelajaran aktif di kelas,” ungkapnya.

Sementara, Junaidi Malik aktivis dari Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) juga menuturkan, pengalamannya ikut mendampingi dan mendorong terwujudnya Sekolah Ramah Anak di Deliserdang selama tiga tahun ini.

"Selama pendampingan itu, saya merasakan banyak perubahan dari anak-anak kita. Hari ini saya melihat anak-anak didik kita lebih banyak menunjukkan sikap sopan santun, mandiri, dan berani menyampaikan gagasannya baik dalam perencanaan, pelaksanaan Bahkan sampai evaluasi pada setiap program yang akan dilakukan sekolah. Karena itu, upaya pemerintah daerah dalam mewujudkan Deliserdang sebagai Kabupaten layak anak, maka program Sekolah Ramah Anak ini, patut mendapat dukungan dari seluruh elemen, baik guru, sekolah, orangtua, masyarakat, pihak swasta dan lainnya," pungkasnya. (Manahan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini