Proyek PAMSIMAS di Desa Lumban Sangkalan Bermasalah

Sebarkan:
Belanja pipa namun pipa tidak terpasang sampai saat ini dan disimpan dirumah Kepala Desa Lumban Sangkalan




TOBASA-Proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Lumban Sangkalan, Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir bermasalah.

Dikatakan bermasalah lantaran sebagian pekerjaan utama tidak dikerjakan sama sekali. Padahal, proyek yang dianggarkan tahun 2017 lalu itu dibiayai dengan dana APBD sebesar Rp 200.000.000.

“Mereka hanya buat 1 unit reservoar itu pun mubazir. Sedangkan saluran air minum tidak dikerjakan sama sekali. Sampai sekarang pipa-pipa untuk air minum itu masih parkir,” kata seorang Warga Desa Lumban Sangkalan yang tak mau disebutkan namanya kepada Metro Sabtu (2/06/2018).

Dia menjelaskan proyek tersebut dikelola oleh Kelompok Masyarakat Setempat(KKM) yang dibentuk tanpa rapat warga. KKM bertanggung jawab terhadap semua tahapan pekerjaan, mulai dari pengadaan bahan-bahan, pelaksanaan, hingga hasil akhir kegiatan.

“Namun masalahnya pengurus KKM tidak bertanggung jawab sejak adanya polemik dan sampai sekarang air tidak akses ke rumah penduduk. Kita mau minta tanggung jawab ke siapa?,” tanyanya kesal.

“Karena pengurus tidak bertanggung jawab, kami pernah tanya ini ke bendahara. Tapi bendahara bilang tidak tahu. Sampai saat ini air tidak akses kerumah penduduk, bahkan air yang sudah ada kian dari proyek APBD Provinsi pun jadi rusak oleh karena adanya kegiatan Pansimas APBD Pemkab Tobasa. Karena pipanisasi dari ABPD Provinsi digunakan oleh kegiatan Pansimas tapi entah mengapa pengurus belanja pipa senilai Rp 91.000.000. Menurut keterangan pengurus KKM pipa itu dibelanjakan oleh Fasilitatos dari Medan karena tidak tersedia di daerah Tobasa sayangnya sampai saat ini pipa itu parkir dirumah kepala desa Lumban Sangkalan, bahkan samapi saat ini air tidak akses kerumah penduduk ” jelasnya.

Karena itu, lanjutnya, masyarakat Desa Lumban Sangkalan tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari proyek tersebut. Bahkan pupanisasi air minum yang sebelumnya bersumber dari APBD Provinsi yang selama ini lancar digunakan masyarakat setempat macet dan tidak akses seperti sediakala.

“Kami sangat kecewa dengan apa yang dibuat oleh KKM dan fasilitator ini. Kami tidak tahu dari dulu siapa yang mengurus proyej ini siapa dalangnya karena awalnya masyarakat tidak diberi sosialisasi yang cukup,” tambahnya.

Selain itu, dia juga kecewa dengan Tim Fasilitator Masyarakat yang dibentuk oleh Satuan Kerja PAMSIMAS yang ada di Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat (Disperkim) Kabupaten Tobasa

“Jujur, kami juga sangat kecewa dengan mereka karena mereka tidak mendampingi dan mengawasi proyek ini dengan baik. Padahal, itu tugas mereka. Kalau mereka serius, pasti hasilnya tidak akan seperti ini,” ujarnya kesal.

Sebab itu, dia berharap aparat penegak hukum mulai menyelidiki proyek itu dan meminta pertanggung jawaban semua pihak yang terlibat.

“Jika ada indikasi, tolong mereka itu diproses karena sudah menyengsarakan banyak orang,” tukasnya.

Sementara, saat ketua KKM H.Batu bara dan Ketua Tim Fasilitator Masyarakat dikonfirmasi mereka saling tuding dan mempersalahkan. Hingga berita ini diterbitkan Kepala Desa Lumban Sangkalan Antoni Sitorus tidak bisa dikonfirmasi.(tb-1)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini