Tim gabungan saat mengevakuasi salah satu korban |
Hasil sementara investigasi penyelidikan oleh tim
kepolisian terkait tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba
pada Senin (18/6/2018) sore, disebabkan over kapasitas penumpang dan dipicu cuaca
buruk.
Di hari keempat pasca tenggelamnya kapal motor penumpang Sinar
Bangun di perairan Danau Toba, tepatnya di perairan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun,
membuat Polres Simalungun bekerja ekstra keras. Tim melakukan penyelidikan
terkait insiden tersebut dan hasilnya kelebihan penumpang yang diperkirakan
mencapai 184 orang disertai adanya cuaca buruk menjadi penyebabnya.
Kesimpulan sementar ini diketahui berdasarkan hasil
pemeriksaan sementara terhadap anak buah kapal dan nahkoda kapal tersebut, serta
keterangan beberapa saksi korban yang selamat, termasuk para warga yang
mengetahui.
Dijelaskan Kapolres Simalungun AKBP M Liberti Panjaitan SIK,
MH, hingga hari keempat sebanyak 24 orang sudah berhasil dievakuasi. Di
antaranya, 21 orang selamat. Sedangkan tiga lainnya ditemukan dalam kondisi
sudah meninggal dunia. Dari tiga jasad itu, baru dua orang yang dapat teridentifikasi,
yaitu Tri Suci Wulandari, warga asal Aceh Tamiang dan Fahrianti, warga asal Kota
Binjai.
“Validas data
terakhir yang belum ditemukan 185 orang, yang selamat 21 orang sedangkan yang
meninggal dunia 3 orang, dua sudah diketahui satu lagi belu, muatannya lebih
dari 200 manusia, sekitar 60 kendaraan roda dua, sudah overload. sesuai
informasi yang diketahui memang cuacanya sangat buruk, ombak yang datang dari
sebelah kiri, pada saat dia lurus dan menghadapi benturan dan kapal jatuh,”
terang Liberti Panjaitan.
Hingga berita ini ditayangkan, petugas gabungan dari Basarnas,
Polri dan TNI masih terus melakukan pencarian dengan melakukan penyisiran di
permukaan Danau Toba dan dengan menyelam, serta menggunakan alat bantuan.(hendra)