CEO PSMS Akui Pemilihan Pemain tak Tepat

Sebarkan:


MEDAN- Manajemen PSMS mendepak 2 asisten pelatih dan 1 satu pemain. Ketiganya yakniSadney Urikhob (pemain) dan M Yusuf Prasetyo serta Wanda (asisten pelatih).

Didepaknya mereka karena manajemen menilai tidak membawa dampak positif kepada tim. “Manajemen terpaksa memecat dua asisten pelatih dan satu pemain karena dinilai tidak mampu memberikan kontribusi positif untuk tim,” ujar CEO PSMS Dodi Taher didampingi Sekretaris Umum, Julius Raja kepada wartawan, Jumat.

Djajang Nurdjaman akan didampingi Suharto dan Sahari Gultom sebagai pelatih kiper.

Dodi Taher menjelaskan, kurang maksimalnya hasil diperoleh PSMS akibat kualitas pemain yang dipilih pelatih. Yang akibatnya kalah bersaing dengan tim-tim lainnya.

“Kita bisa lihat, kualitas pemain PSMS masih dibawa tim-tim lain. Memang untuk urusan pemilihan pemain kami serahkan sepenuhnya kepada pelatih Djajang Nurdjaman, namun hasilnya beginilah,” tambah Dodi Taher.

Untuk itu, manajemen akan merekrut pemain-pemain berkualitas jelang akhir putaran pertama. Menurut Dodi Taher, sudah banyak pemain yang melamar, dua pemain asing dari Brazil dan Argentina akan ikut seleksi pada 23 Juni nanti.

Dodi dan Julius juga meminta para pemain jangan ‘cengeng’, karena sudah memperoleh gaji dan bonus yang besar. Para pemain diminta profesional dan jangan terlalu banyak menuntut, sementara kewajibannya kurang maksimal.

“Manajemen sudah mencukupi kebutuhan para pemain seperti gaji dan bonus, ini malah berkoar-koar di medsos. Inikan mencoreng nama baik PSMS yang kita cintai ini,” terang Dodi lagi.

Terkait didepaknya dua asisten pelatih, Dodi Taher berharap Djanur memahami keputusan manajemen. Menurutnya, ada sejumlah alasan yang membuat mereka mengambil keputusan drastis ini.

Menurut Dodi, Yoyok itu jago di TI (teknologi informasi). Tapi untuk menguasai strategi pergantian pemain

Sementara Djajang Nurdjaman ketika dikonfirmasi via telepon selular sangat menyayangkan komentar Dodi Taher dan Julius Raja. “Ini aneh, kenapa mereka bicara di belakang saya. Saya akui hasil yang kami raih belum maksimal, namun kami sudah berbuat sekuat tenaga,” jelasnya.

Terkait didepaknya asistennya, Yoyok yang dinilai hanya jago IT, Djanur juga mengaku heran. Pasalnya, kehadiran Yoyok dinilai Djanur sangat membantunya untuk melatih tim.

“Dalam dunia sepakbola modern saat ini sangat dibutuhkan IT dan itu sudah dilakukan klub-klub professional di luar negeri, bahkan di Indonesia. Aduh, kok gitu alasannya ya,” jelas Djajang lagi. (ma)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini