Moeldoko: Presiden Perintahkan Tindak Tegas Pelaku Teroris Tanpa Ampun

Sebarkan:


Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menginformasikan lebih jauh terkait langkah pemerintah pasca teror di Surabaya. Dalam temu pers itu, Moeldoko mengatakan, Presiden sudah memerintahkan agar pelaku teroris ditindak tegas tanpa ampun sampai ke akar-akarnya.

Berikut transkrip  doorstop wartawan dengan Kastaf Kepresidenan Moeldoko saat wawancara yang berlangsung setelah ada kegiatan di Menara 165 Ruang Andalusia, B1, Jalan TB Simatupang, 14 Mei 2018.

*Beberapa ledakan di Surabaya, urgensi dengan RUU Antiterorisme spt apa?*

Saya berpesan khusus kepada masyarakat untuk tenang, untuk tidak panik, karena aparat keamanan sudah mendapatkan perintah yang jelas, tegas, dari Presiden, untuk memberikan tindakan tegas tanpa ampun kepada para pelaku sampai ke akar-akarnya. Untuk itu, pasti akan ada reaksi ke depan. Untuk itu masyarakat supaya tenang. Percayakan pengendalian situasi ini kepada aparat keamanan. Dan Polri sudah meminta kepada TNI, dan Presiden sudah memerintahkan kepada Panglima TNI untuk berkolaborasi menyelesaikan persoalan ini. Sehingga kepolisian memiliki kekuatan yang semakin kuat untuk membasmi terorisme ini. Untuk itu, saya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang.


Saya juga ingin menyampaikan bahwa kepada semua pihak untuk tidak menyebarkan hoax, isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena justru akan menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. Ada beberapa berita-berita yang disebarkan, padahal kebenarannya masih dipertanyakan. Ini tolong tidak dikembangkan, karena justru sekali lagi, akan membawa situasi yang tidak baik. Kepada mereka yang tidak bisa mengerem, maka akan diberikan tindakan yang tegas karena melanggar Undang-undang.


*Ada isu pengungkapan bisa dilakukan sebelum ada aksi, bagaimana?* 

Pertama, kolaborasi kepolisian dengan TNI adalah TNI memperkuat langkah-langkah  yang akan dijalankan oleh kepolisian. Itu poinnya. Kepada mereka yang saat ini telah menyusun dalam bentuk sel-sel, itu telah diketahui sepenuhnya oleh kepolisian. Persoalannya menjadi tdk mudah, karena Undang-undang tentang terorisme yang baru belum diberlakukan. Kalau sudah diberlakukan, maka begitu ada indikasi langsung bisa ditangkap. Dalam konteks ini, ada sebuah pertimbangan yang akan dipikirkan oleh kepolisian dan TNI, bagaimana menyelesaikan sel-sel teroris itu agar mereka jangan sampai sudah terjadi baru kita bertindak.


*Video yg diupload di YouTube semi project berfafiliasi, video dakwah dari Aman Abdurrahman dan Abu Syam, respons Pemerintah bagaimana, itu diupload 3 minggu lalu yg ingin menyerang instansi pemerintah. Ditonton ribuan. Itu bagaimana?*

Sebagai warga negara yg baik kita harus berkontribusi atas penciptaan kondisi yg tenang. Jangan timbulkan situasi yg tdk baik, tapi kalau nyata siapapun yg melakukan pelanggaran atas sebuah berita yg menciptakan situasi tidak baik, maka aparat tidak segan-segan menindak.


*RUU selesai bulan Juli, antisipasi persiapan Asian Games, kendalanya apa aja?*

Ada 1 hal yg masih dalam diskusi antara DPR dan Pemerintah adl ttg definisi. Kalo definisi sudah disetujui menurut DPR maka segera disahkan. Tapi Presiden sudah memberikan ancang-ancang, apabila sampai Juni pada akhir masa sidang belum disahkan, maka Presiden akan mengeluarkan Perppu. Karena kalau tidak, akan menyulitkan satuan keamanan untuk melakukan tindakan taktis di lapangan.


*Sbg eks Panglima TNI, satuan kerja TNI mana yg cocok membantu Polri?* 

Ada, tergantung dari kebutuhan. Bisa nanti pengerahan Badan Intelejen Strategis untuk membantu intelijen dari kepolisian, bahkan secara represif bisa menggunakan satuan-satuan Gultor yg telah disiapkan. Tapi tergantung kepentingan di lapangan seperti yg dibutuhkan teman-teman kepolisian.


Intinya Presiden telah memerintahkan Kepolisian dan TNI berkolaborasi dan Kapolri menyatakan itu di Surabaya.

*Implikasi ini terhadap Asian Games, World Bank?*


Justru itu, kita tdk boleh menangani situasi ini lambat-lambat. Instrumen undang-undangnya sudah dibereskan agar teman-teman kita di lapangan bisa memberikan tekanan-tekanan yang semakin kuat untuk bisa menjamin bahwa situasi ke depan bisa semakin baik.



*Tanggapan bom Surabaya tadi pagi bagaimana?*


Sebenarnya Kapolri dan Panglima TNI sdh mewaspadai itu semuanya, karena sudah beredar mereka akan berikan tekanan kepada pos-pos TNI dan kepolisian.  


Scara prosedur saya tadi sdh lihat videonya, sdh cukup bagus hnya perlu dievaluasi lagi, mungkin pencegatannya agak jauh di luar. Jadi masih terlalu dekat dengan pos penjagaan.  Mungkin nanti akan dipikirkan lagi pemeriksaan mobil motor yang akan masuk ke pos-pis kepolisian itu jauh lebih ke depan lagi sehingga tidak menimbulkan korban yang semakin banyak. 

*Deteksi sejak awal?*


Intinya semuanya sdh _aware_, sdh waspada dgn situasi saat ini.  Tapi modus-modus yg mereka kembangkan itulah yg membatasi. Langkah preventif itu menjadi tidak bisa berjalan dengan baik karena modus yang mereka jalankan. Sehingga seolah-olah terkesan kita tidak waspada. Kita sudah waspadai. Tapi kalau lihat video itu tadi kan begitu datang langsung jeger meledak, begitu. Semua orang akan menghadapi kesulitan.


*Adanya bom lagi, apakah intelijen kecolongan?*


Sebenarnya tidak kecolongan. Prosedur telah dijalankan. Hanya pada saat orang naik motor ya kita tidak bisa cek di situasi itu, kan begitu cepet di jalan. Orang naik motor tahu-tahu begitu mendekat, meledak. Ini memang tidak mudah bagi mereka yg menggunakan motor ataupun mobil. Itu persoalannya.


Intinya semuanya udah _aware_, udah waspada dengan situasi yg terjadi saat ini. Tapi modus-modus yg mereka (teroris) kembangkan itulah yg membatasi polisi. Langkah preventif jadi tidak bisa berjalan baik, karena modus yg mereka jalankan. Sehingga seolah-olah kita nggak siaga. Nggak, kita sudah mewaspadai. Tapi lihat di video tadi, begitu datang sudah jeger gitu. 


Yang paling penting adalah bagaimana menghadapi situasi ya. Perintah Presiden sudah jelas, bagaimana perintah yg disampaikan oleh Kapolri bisa dijalankan dengan baik, yg pada akhirnya bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.


*Ada kolaborasi dengan kepolisian? Kan pasukan antiteroris dari TNI, ada kolaborasi sama kepolisian?*

Justru yang tetap di depan adalah kepolisian, TNI memberi perkuatan. Dikolaborasikan dalam menangani sebuah persoalan yang sama. Intinya di situ, jangan dibalik. 


*Dampak ke perekonomian?*

Pemerintah telah memitigasi kejadian ini. Kita berharap sekali lagi bahwa semua pelaku dunia usaha supaya tenang, masyarakat tenang. Serahkan TNI dan polisi untuk menyelesaikan. (alois)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini