Moeldoko Ajak Petani Kopi Puntang Tingkatkan Kesejahteraan

Sebarkan:


Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko menegaskan pentingnya meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi kopi mulai dari hulu hingga hilir, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi kebun kopi dan bertemu dengan ratusan petani kopi di Gunung Puntang, Pengalengan, Kabupaten Bandung, 29 Mei 2018.

“Kopi di wilayah Gunung Puntang ini salah satu yang terbaik di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Potensinya sangat besar dan perlu dikembangkan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan hasil produksi per pohonnya, yang sekarang ini baru berkisar 2 kilogram per pohon per tahun,” kata Moeldoko.

Ia menambahkan bahwa penggunaan pupuk-pupuk organik yang tidak mengandung bahan-bahan kimia juga akan meningkatkan nilai jual dari kopi yang dihasilkan dari lereng Gunung Puntang ini. “Apalagi, daerah ini merupakan wilayah pegunungan, sehingga penggunaan pestisida kimiawi pasti akan mempengaruhi kualitas air di badan-badan sungai yang mengalir ke bawah. Sungai menjadi tercemar,” kata Moeldoko.

Selain melihat dari dekat proses pengolahan kopi mulai dari pemetikan, pengupasan, sampai dengan pengeringan, Kepala Staf Kepresidenan juga mengatakan bahwa kedatangannya ke lokasi ini juga dimaksudkan untuk melihat sejauh mana program reforma agraria yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK dilaksanakan di lapangan.

“Saya membayangkan, jika reforma agraria seperti perhutanan sosial dapat dijalankan di kawasan ini secara optimal, maka kebun-kebun kopi ini dapat diperluas penanamannya, sehingga meningkatkan produktivitas lahan di kawasan hutan,” tambah mantan Pangdam Siliwangi tersebut.

Pertanian organik menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) tersebut juga merupakan solusi untuk mengurangi kerusakan alam dan lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Sudah terbukti bahwa penggunaan pestisida kimia –selain pembuangan limbah industri dan rumah tangga—menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya kerusakan lingkungan di badan-badan air. Salah satunya adalah Sungai Citarum di Jawa Barat.

Presiden Jokowi sendiri juga telah memerintahkan dilakukannya restorasi menyeluruh terhadap Sungai Citarum yang menjadi sumber kehidupan jutaan warga di Jawa Barat dan sekitarnya. Moeldoko mengingatkan bahwa industri-industri yang membuang limbah ke sungai tanpa melalui proses pengolahan limbah akan mendapatkan sanksi dan hukuman.

Selain sanksi, perbaikan kualitas air di Sungai Citarum juga diperbaiki mulai dari hulu sungai di daerah pegunungan, melalui pengurangan pestisida-pestisida kimiawi di wilayah-wilayah pertanian di pegunungan.(alois)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini