Lengkong Formalin Tersebar di Medan, Langkat, Binjai dan Deliserdang

Sebarkan:




Pemilik pabrik lengkong Tumin (45) mengakui, baru beberapa hari ini saja mencampur zat formalin ini kedalam adonan lengkong. Hal ini dilakukan karena melihat permintaan yang cukup banyak.

"Baru 6 hari selama bulan suci Ramadhan ini saja saya campurkan formalin untuk ketahanan lengkong," ucap Tunin, sembari tertunduk, saat petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) menggerebek pabriknya, Minggu (27/5/2018).

Bahkan dijelaskannya, dirinya sendiri tidak mengetahui kalau zat yang dicampurnya adalah formalin. Karena ada seorang yang mengajari kalau lengkong bisa bertahan lama saat dicampur zat tersebut. Hal itu dilakukan setelah mengikuti saran rekanya dan baru mulai mempraktekkannya. 

"Beneran, saya gak tahu kalau zat itu formalin. Dalam satu tong pengolahan, saya hanya mencampurkan zat tersebut tidak sampai setengah gelas," paparnya.

Tumin juga mengakui, kalau lengkong hasil dari rumah produksinya biasanya dipasarkan di wilayah Medan, Deliserdang, Langkat dan Binjai.

"Biasanya agen yang mengambil kemari. Dan memang selama bulan suci Ramadhan, ini permintaan meningkat cukup drastis. Dimana dalam sehari kami biasanya memproduksi hingga 5 ton perhari," tegasnya.

Sebelumya diberitakan, petugas BBPOM Sumatera Utara menemukan pabrik rumahan lengkong mengandung formalin di Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Dalam penggerebekan itu, petugas menyita sedikitnya 5 ton lengkong siap dipasarkan yang mengandung formalin. Selain itu, petugas juga menyita puluhan bahan formalin yang disimpan dalam 3 drum ukuran 25 kg. (lkt-1)



Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini