"Merajut Kehidupan Itu Harus Dua, Kalau Satu Enggak Jadi"

Sebarkan:

Tiga orang ibu memperagakan bagaimana cara menguntai sabut kelapa menjadi tambang. Dua di antara ibu itu menarik untaian tambang hingga menyerupai tali, kemudian menyatukannya.

Pekerjaan ini merupakan aktivitas rutin yang dilakukan para kaum ibu di Dusun I Rambungan, Desa Baru, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.

Setiap hari untaian sabut itu dijadikan mereka sebagai keset kaki. Sihar Sitorus yang mengetahui adanya aktivitas kerajinan tangan para kaum ibu, kemudian datang dan melihat langsung bagaimana mereka melakukannya.

Salah satu dari pengrajin tersebut yang ditemui Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua ini bernama Sunginem.

Sunginem mengatakan bahwa mereka setiap hari merajut puluhan keset kaki. Hasil rajutan tersebut digunakan untuk menambah kebutuhan rumah tangga.

"Merajut kehidupan loh Pak. Kami kan setiap hari bekerja di sini. Supaya menambah pendapatan keluarga," katanya.
Ibu berusia 40 tahun tersebut mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pengrajin keset kaki. Di bawah asuhan Tasiyem si pemilik rumah, Sunginem dan puluhan kaum ibu lainnya menjalankan aktivitas merajut keset kaki.

"Tariknya harus dua Pak, kalau satu enggak jadi. Karena kitakan menguntai supaya menjadi satu," kata Sunginem sambil tersenyum.

Sihar Sitorus yang berkunjung ke tempat pengrajin keset kaki ini mendapat sambutan yang begitu hangat. Para kaum ibu memperagakan bagaimana cara menguntai dan merajut sabut kelapa agar menjadi keset kaki.

Tasiyem yang merupakan pemilik tempat kerajinan mengaku bahwa di desa mereka ada tiga tempat pengrajin semacam ini. Mereka hanya mempekerjakan kaum ibu sebagai tambahan penghasilan untuk rumah tangga.

"Hanya saja kami terkendala, karena saat ini pemasaran keset kaki dari sabut kelapa sangat rendah ditawar di pasaran. Untuk satu bal hanya Rp 130 ribu, sementara bahan baku Rp 2.700 per kg," katanya. 

Sementara itu, Sihar yang mendengarkan cerita di balik usaha kerajinan sabut kelapa tersebut mengaku sangat bangga. Karena kaum ibu turut serta terlibat dalam mendongkrak pendapatan keluarga. Secara otomatis akan berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan.

Terkait dengan adanya kendala dalam pemasaran dan rendahnya nilai jual keset kaki kerajinan tangan tersebut, nantinya akan dicari solusi. Sebab kerajinan tangan seperti itu harus terus dikembangkan. (ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini