Dana PAUS Dipertanyakan, "Permata KPK" Demo Pemkab, DPRD dan Polres Asahan

Sebarkan:

Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Tangkap Komplotan Koruptor (Permata KPK) “menggereduk” Mapolres Asahan, DPRD dan Kantor Bupati Asahan, Selasa (24/4/2018).

Puluhan massa aktivis yang datang menggunakan alat peraga poster yang bertulisan dan mega phone itu, juga datang menggunakan puluhan sepeda motor yang dikawal puluhan polisi dan Satpol PP Asahan.

Dalam aksinya itu, mahasiswa mengawali aksi unjukrasanya di depan pintu masuk Kantor DPRD Asahan. Mereka meminta sikap dan pertanggung jawaban dewan yang sangat naif dan terlalu berani mau mengesahkan dan menampung uang APBD Asahan tahun 2018 untuk kepentingan Pendekar Asahan Urusan Sapu Bersih (PAUS) Narkoba di Institusi Polri sebesar Rp.1,5 Milyar.

Pasalnya, mereka menuding uang sebanyak itu merupakan pemborosan uang rakyat yang tidak jelas peruntukannya untuk kepentingan pembangunan masyarakat Asahan.

Bahkan, massa juga menilai pihak legislatif hanya berpihak kepada kepentingan lembaga vertikal bukan berpihak kepada kepentingan rakyat Asahan.

“Masih banyak di Asahan ini jalan desa dan jalan kecamatan yang belum tersentuh oleh pembangunan. Bahkan, masih banyak lagi rumah rakyat miskin yang belum direhap oleh Pemkab Asahan. Namun, kenapa pemkab dan DPRD mau sesuka hatinya memberikan uang rakyat dengan menghibahkannya ke lembaga PAUS,” teriak koordinator Lapangan Sholahuddin Marpaung saat melakukan aksinya di Kantor Dewan. 

Selesai melakukan orasinya, mereka langsung ditemui oleh Anggota DPRD, Sofyan Ismail.

Dalam jawabannya, Sofyan Ismail mengaku tidak ada mengetahui adanya dana sebesar Rp.1,5 M untuk PAUS itu.

“Saya juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Asahan. Namun dalam nota pengesahan paripurna saat itu saja, saya tidak ada melihat dana sebesar itu untuk PAUS. Sedangkan PAUS saja saya tidak tau apa itu,” ujar Sofyan Ismail didepan demonstran.

Selesai mendengarkan jawaban dari Dewan rakyat yang dituding mereka tidak berkompeten dan tidak tau apa-apa, puluhan aktivis itu langsung melanjutkan aksinya ke Polres Asahan.

Di mapolres Asahan, para demonstran dilarang masuk kedalam karena dinilai mengganggu kinerja kepolisian. Namun disini mereka hanya diperbolehkan melakukan orasinya di depan pagar pintu masuk Mapolres.

“Tim PAUS dibentuk terkesan hanya untuk menyerap dana hibah APBD Asahan secara berturut turut. Dan diduga kuat adanya konspirasi di antara institusi demi kepentingan pribadi oknum pimpinan. Untuk itu kami meminta BPK-RI untuk mengaudit dana PAUS dan ke uang Polri untuk Polres Asahan," ujar Solahuddin Marpaung saat menyampaikan aspirasi di depan Mapolres Asahan.

Usai menyampaikan orasi nya, tidak beberapa lama Kasat Narkoba AKP Wilson Siregar yang merupakan penanggung jawab PAUS Asahan langsung datang dan menemui para pendemo.

“Saya yang bertangung jawab di PAUS ini. Jika ada penyimpangan dan temuan permainan anggaran dana hibah Pemkab Asahan ke PAUS ini. Saya siap dipenjara,” tegas Kasat Narkoba didepan massa pendemo.

Usai mendengarkan jawaban dari Kasat Narkoba Polres Asahan, akhirnya pendemo langsung melanjutkan aksi ke kantor Bupati Asahan.

Disini pendemo nyaris bentrok dengan petugas Satpol PP Asahan. Pasalnya, setelah satu jam mereka melakukan aksi orasinya di depan pintu masuk kantor Bupati, tak satupun tpejabat yang menemui mereka. 

“Kami kesini datang sebagai rakyat. Namun kenapa ketika kami datang untuk menyampaikan aspirasi kami kepada Bupati. Satupun tidak perwakilan dari pemkab yang bersedia menemui kami," ungkap Sholahuddin lagi.

Namun, selesai dia berorasi tiba-tiba langsung menerobos pagar betis Satpol PP yang sedari tadi menjaga aksi mereka.

Akibatnya, bentrok fisik saling dorong mendorong pun terjadi antara aktivis pendemo dengan Satpol PP. Untung saja, pihak kepolisian langsung sigap dan melerai aksi yang sempat memanas.

Selesai aksi itu, massa langsung melakukan aksi sweeping ke kantor Bupati Asahan. Namun, ketika mereka akan melakukan aksinya, tiba tiba Kepala Kantor Kesatuan Bangsa (Kakan Kesbang), Sori Muda Siregar datang menemui pendemo dan mengatakan akan menyampaikan aspirasi para pendemo ke Bupati Asahan.

“Saya akan menyampaikan semua aspirasi dan tuntutan adik-adik aktivis mahasiwa kepada Pak Bupati. Kalau keputusan jawaban saya tidak bisa. Karena itu semua wewenang pimpinan," ujar Sori Muda Siregar pada pengunjuk rasa.

Usai mendengarkan jawaban dari Kakan Kesbang, para aktivis langsung bergerak membubarkan diri kembali kerumah masing masing, sembari mengatakan akan kembali melakukan aksi unjukrasa dengan membawa massa yang lebih banyak. (rial)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini