Terduga pelaku penikaman terhadap Faresa Lawolo
(01/01/2018) sudah 3 bulan berlalu belum juga tertangkap. Polres Nias pun membackup Polsek Gido guna meringkus tersangka.
Paur Subbag Humas Polres Nias Bripka Restu EL Gulo kepada
Reporter Metro-Online.Co Jumat (16/03/2018) ketika dikonfirmasi tentang kasus
tersebut menyampaikan bahwa Polsek Gido sudah beberapa kali melakukan upaya
penangkapan terhadap tersangka. Baik di Kecamatan Somölomölo maupun di wilayah
Kecamatan Sogaeadu yang diduga tempat pelaku bersembunyi namun tersangka tidak
berada di lokasi tersebut dan selalu berpindah - pindah tempat.
Lebih lanjut Restu menyampaikan bahwa Polsek Gido
dibackup Sat Reskrim Polres Nias yang sampai saat ini masih melakukan
pengejaran terhadap tersangka dan DPO atas nama tersangka sudah dikeluarkan.
One Lawolo adik korban Jumat (16/03/2018) yang juga
sebagai saksi kepada Metro-Online.Co menceritakan kronologis peristiwa naas
itu, pada 01 Januari 2018 Faresa Lawolo pergi kegereja bermaksud ibadah dimana
beliau juga sebagai penatua Gereja di BNKP Hiligodu.
Pada saat itu terduga pelaku Ohesokhi Lawolo berada
didalam rumah milik ama Yarni Lawolo. Korban Faresa Lawolo masuk kedalam rumah
Ama Yarni Lawolo tersebut sambil menyapa "Selamat Tahun Baru"
diteruskan dengan meyalami beberapa orang yang ada dirumah itu termasuk pelaku.
Usai korban menyalami Ohesokhi Lawolo (pelaku) tanpa basa
basi langsung menikam korban Faresa Lawolo dibagian selakangan kiri, ujar adik
korban.
Korban saat itu langsung terkapar bersimbah darah. pelaku
malah sempat mengejar adik korban dengan parang yang di duga telah disediakan
duluan disamping Gereja, namun beruntung warga yang kedatangan disekitar Gereja
melerai pelaku,” tuturnya.
“Usai menikam abangku, dia mengejar saya membawa parang
yang diambilnya dari samping Gereja, untung saya berteriak minta tolong,
sepertinya dia sudah merencanakan menghabisi keluarga kami,” ucap One sedih.
Akibat penikaman itu korban mengalami luka parah,
keluarga bersama Kepala Desa langsung membawakan korban ke RSUD Gunungsitoli
guna pertolongan medis, perjalananya sejauh 2
km dilalui dengan
berjalan kaki. Yang selanjutnya sampai di jalan aspal korban dibawa menggunakan
mobil ambulance puskesmas somolomolo dan sepanjang jalan korban banyak
mengeluarkan darah.
Dua minggu dirawat di RSUD Gunungsitoli, sekalipun
kondisi korban belum membaik, namun pihak keluarga meminta agar korban dirawat
di rumah saja, keluarga korban yang berprofesi petani ini mengaku tak mampu
menanggung biaya rumah sakit.
“Kami tak ada uang untuk biaya berobat pak, kami keluarga
tak mampu, sehingga abang ini kami bawa ke rumah saudara di Desa Hilibadalu
ini, sebab kalau di rumah kami jauh ke pelosok, harus dilalui dengan berjalan
kaki sejauh 2 km.
Beberapa bulan korban dirawat dirumah saudaranya namun
Tuhan berkehendak lain, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal
03 Maret 2018,”ucap One sedih.
Ditambahkannya lagi,
kasus penganiayaan dan penikaman
ini telah di laporkan di Polsek Gido Jalan Pemuda No. 03 Hiliweto Gido
pada tanggal 1Jauari 2018, sesuai dengan Laporan Pengaduan Nomor:
LP/01/I/2018/Ns-Gido, setelah korban meninggal dunia keluarga korban melaporkan
lagi bahwa korban sudah meninggal dunia,” tuturnya..
One berharap atas nama keluarga korban kepada polisi
khususnya Polsek Gido, memohon kiranya terduga pelaku tersebut segera
ditangkap. Jangan dibiarkan pelaku pembunuhan keluarga kami itu, jangan karna
ada oknum POLISI dan TNI famili pelaku makanya tidak ditangkap pelakunya. atau
karna kami ini orang yang susah jadi kami tidak dapat perlindungan hukum,” ucapnya
mengakhiri dengan nada sedih. (Marinus Lase)