Djarot Apresiasi Prabowo Atas Kerja Kerasnya Membangun Desa

Sebarkan:



Pasca mengunjungi desa-desa terpencil di Palas dan Paluta, Calon Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat kembali menyapa masyarakat di desa terpencil yang berada di Labuhanbatu Utara.

Dengan jarak tempuh 34 kilometer dari Kota Aek Kanopan, Djarot akhirnya tiba di Desa Sonomartini, Kecamatan Kualuh Hulu, Labura, Jumat (9/3'2018).

Ia menilai bahwa desa tersebut cukup tertinggal. Infrastruktur di desa itu sangat buruk. Air bersih juga sulit didapatkan.

Djarot mengapresiasi sosok Kepala Desa, Prabowo SP yang masih berjuang dengan keras membangun Sonomartini menjadi desa yang lebih maju lagi ke depannya. 

"Yang seperti ini motor penggerak desa. Dia kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jurusan pertanian. Tamat dari sana balik ke kampung dan memajukan tanah kelahirannya. Pemuda-pemuda seperti inilah yang menjadi motor pembangunan di desa," kata Djarot.

Yang dilakukan Prabowo inilah, lanjut Djarot, yang diinginkan pemerintah pusat. Presiden RI Joko Widodo menginginkan pembangunan dari pinggiran. Tinggal lagi yang menjadi perhatian pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk memetakan mana desa yang harus disentuh lebih dahulu dan mana yang tidak.

"Kalau desanya seperti ini maka harus disentuh lebih dahulu oleh dana desa. Desa yang lebih kecil seperti ini juga harus mendapatkan dana yang lebih banyak. Biar desa ini lebih berkembang," kata Djarot. 

Kepala Desa Sonomartini, Prabowo mengatakan desa yang luasnya lebih kurang dari 10.600 hektare tersebut dihuni lebih kurang dari 1500 kepala keluarga.

Mayoritas mata pencaharian warga adalah bertani sawit dan kebun. Dana desa sangat diharapkan warga Sonomartini untuk mengubah desa menjadi lebih baik.

"Tahun 2017, dana desa yang diberikan kepada kita murni untuk perbaikan infrastruktur jalan. Kita berharap dana desa ini lebih cepat disalurkan pada kita dibandingkan desa yang jaraknya lebih dekat dari kota," harap Prabowo.

Hal ini dikarenakan warga setempat lebih membutuhkannya. "Bayangkan saja, untuk memperoleh air bersih kita harus mengorek kedalaman hingga 120 meter. Air di sini memang tidak ada yang bersih. Warnanya merah. Warga kalau mau mendapatkan air bersih harus beli dulu ke toko air isi ulang," ucapnya.

Ia berharap Djarot mampu mengkoordinasi permintaan warga di desanya kepada pemerintah pusat. Terutama untuk kemajuan desa tersebut. (Ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini