Bayi Penderita Miningitis TB di Langkat Ini Butuhkan Bantuan Dermawan

Sebarkan:


Seorang bayi berusia sekitar 30 bulan, yang berada di Desa Lubuk Kacang, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, menderita penyakit Miningitis TB atau penyumbatan pembuluh darah di otak.

Adalah, Fauzan, bayi yang berusia dua tahun setengah ini sudah menderita penyakit mengerikan.

Anak pasangan Mahmud dan Fitri Handayani ini, sudah menderita penyakit Miningitis TB atau penyumbatan pembuluh darah di otak sejak berusia dua tahun. 

Awalnya Fauzan menderita demam tinggi dan kejang kejang. Karena merasa ketakutan, akhirnya kedua orangtuanya membawa anaknya berobat ke rumah sakit umum Tanjung Pura.

Setibanya di RSU Tanjung Pura, pihak rumah sakit menyatakan tidak sanggup untuk menangani dan langsung di rujuk ke RSU adam Malik Medan.

Sesampainya di RSU Adam Malik, pihak rumah sakit memvonis bahwa Fauzan menderita penyakit Miningitis TB atau penyumbatan pembuluh darah di otak dan harus segera di lakukan operasi.

Karena Fauzan merupakan anak semata wayang, akhirnya orangtuanya bersedia untuk di lakukan operasi, namun sayangnya pasca operasi di lakukan, Fauzan harus menggunakan selang yang berada di dalam kepala hingga tulang belakang, dan selang ini akan di buka setelah sang bayi berusia 14 tahun.

Kondisi penyakit mengerikan dan giji buruk tidak hanya di alami olah Fauzan, namun berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Langkat, tercatat 23 kasus giji buruk atau Stanting dan penyakit Miningitis TB yang berada di Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat.

Untuk Kota atau Kabupaten yang telah mendapat predikat baik di bidang kesehatan, 23 kasus giji buruk dan penyakit Miningitis tergolong tinggi.

Untuk itu, Pemerintahan Kabupaten Langkat di harapkan harus berperan aktif dengan memperbanyak kegiatan penyuluhan di daerah pedesaan, sehingga masyarakat bisa lebih memperhatikan kesehatan sejak usia dini.

Menurut ibu sang bayi, Fitri Handayani, sakit yang di derita anaknya sejak berusia dua tahun setelah mengalami panas tinggi dan kejang-kejang.

"Pemerintah pedesaan melalui puskesmas juga belum pernah berkunjung kerumah saya, sedangkan penyuluhan yang di lakukan oleh pihak Desa bekerjasama dengan puskesmas hanya bersifat kedekatan dan hubungan keluarga, karena saya tidak mengetahui kapan dan dimana penyuluhan di laksanakan," beber Fitri Handayani.

Kini, Fitri Handayani hanya bisa berharap agar penyakit yang di derita anaknya bisa sembuh agar bayi semata wayang bisa kembali bermain, sembari berharap bantuan dari para Dermawan dan Pemerintahan Kabupaten langkat agar lebih pro aktif melakukan penyuluhan hingga menjemput bola mendatangi ke rumah rumah warga. (lkt-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini