Aneh.!! Obat-Obatan Senilai Rp 750 Juta Hilang di Akper Pemkab Langkat

Sebarkan:

Ini suatu kejadian yang cenderung terbilang aneh. Bagaimana bisa, obat-obatan senilai 750 juta hilang saat diletakkan di gudang Akper Pemkab Langkat???

Dan yang menjadi pertanyaan, bagaimana pula obat-obatan milik Dinas Kesehatan (Dinkes) diletakkan disana???

Hilangnya obat-obatan inipun menjadi perbincangan hangat ditengah-tengah masyarakat dan mempertanyakan hilangnya obat itu. Juga meminta agar aparat menyelidiki serta mengungkap kasus ini.

"Ya aneh ajalah. Emangnya tidak ada yang menjaga. Lagian, kok bisa obat-obatan milik dinas diletakkan disana," celoteh beberapa warga Langkat, Senin (6/3/2018). 

Terpisah, Sekda Langkat Dr Indra Salahudin mengakui memang adanya obat-obatan milik Dinkes tersebut hilang.

"Ya, memang ada obat-obatan yang hilang," kata Sekda Langkat Dr Indra Salahudin, melalui pesan Whatsapp.

Dia juga mengatakan, pihaknya juga sudah membuat laporan kepihak aparat kepolisian Polres Langkat. Bahkan sudah membahas masalah ini di internal.

Dan hasil pemeriksaan Bawasda Langkat, pihak-pihak terkait harus mengganti sejumlah harga yang hilang.

"Udah, sebelum diperiksa Bawasda dah dilaporkan ke Polisi. Ya, hasil pemeriksaan Bawasda Langkat mereka harus mengganti sejumlah harga yang hilang. Itu hanya ASN UPT Gudang Farmasi," terang dia.

Saat disinggung kenapa bisa obat-obatan itu diletak di Akper Pemkab Langkat. Apa tidak ada gudang di Dinas Kesehatan??Diakuinya, kalau gudang milik dinas sedang direhab.

"Ada, kebetulan lagi direhab, jadi dititip di Akper, pinjam tempat," terang dia. 

Informasi dihimpun, hilangnya obat-obatan ini sempat senyap dari pemberitaan. Padahal, hilangnya obat-obatan ini sudah terjadi sekitar dua minggu lalu.

Permasalahan akhirnya mencuat kepermukaan dan tercium oleh publik. Apa lagi semenjak Sekda Langkat Dr Indra Salahudin, mengadakan rapat membahas masalah ini Kamis tanggal 1 Maret kemarin.

Dimana hasil rapat beberapa Aparatur Sipil Negeri (ASN) di Dinas, diminta untuk mengganti dan ada yang keberatan. Sehingga mereka membuka permasalahan ini ke publik. (lkt-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini