Pembangunan Jembatan Namo Rih Pancurbatu Tersendat

Sebarkan:



Pembangunan jembatan sungai Lau Tengah di Desa Namorih, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang tersendat-sendat. Sampai Januari 2018 baru tiang fundasi saja yang sudah berdiri. Besi gelagar (mantalan) jembatan belum terpasang.

Beberapa pekerja terlihat di lokasi jembatan sibuk mengerjakan penyambungan besi gelagar dengan mesin las. Belum diketahui kapan pembangunan jembatan tersebut rampung dikerjakan.

Jembatan sungai Lau Tengah Desa Namorih dibangun menggantikan jembatan lama yang usianya sudah cukup tua dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Pembangunan jembatan tersebut ditangani CV Eka Jaya dengan biaya sebesar Rp 2.157.395.000 APBD tahun anggaran 2017.

Pantauan di lapangan, Selasa (9/1) plang proyek pembangunan jembatan sepanjang kurang lebih 30 meter dengan lebar 5 meter itu tidak ditemukan terpampang di sekitar lokasi proyek. Namun kata salah seorang warga setempat, pernah terlihat plang proyek disekitar jembatan beberapa bulan lalu. Namun plang tersebut terpajang hanya beberapa hari saja.

“Diduga ada pihak tertentu yang mencopot plang proyek untuk mengelabui masyarakat agar tidak mengetahui berapa biaya dan siapa yang mengerjakannya,” terang warga tadi.

Warga tadi mengaku sempat mencatat data-data pada plang proyek sebelum raib beberapa bulan lalu. Tercatat pada plang itu pelaksanaan pekerjaan dimulai pada Juni 2017 sampai dengan November 2017. Namun karena pihak pelaksana kurang profesional dalam mengerjakan pembangunan jembatan tersebut sehingga belum juga selesai meski sudah memasuki 2018 menjelang pertengahan Januari.

Dengan tidak profesionalnya pihak kontraktor dalam mengerjakan proyek jembatan tersebut, kenderaan berbagai jenis yang datang dari Pancurbatu menuju arah Kutalimbaru maupun sebaliknya terpaksa melintasi jembatan tua yang berada di sebelah jembatan yang tengah dibangun tersebut. Jembatan tua peninggalan jaman Belanda itu kondisinya cukup memprihatinkan.

Jembatan tersebut sangat bergetar ketika dilewati kenderaan berat terutama kenderaan truk pengangkut material pasir dan batu dari lokasi galian penambangan.

Melihat kondisi jembatan yang sudah sangat darurat ini bisa saja sewaktu-waktu akan rubuh dan menelan korban jiwa dan harta benda. Untuk bisa dilalui saja, pihak pengusaha sudah berulang kali melakukan perbaikan lantai jembatan tua tersebut. Kalau tidak dilakukan perehaban secara darurat, diyakini jembatan itu sudah lama tidak berfungsi, bahkan kemungkinan saja sudah ambruk.

Namun kepercayaan pemerintah kepada CV Eka Jaya rupanya dibalas dengan menangani pekerjaan secara tidak profesional, padahal dananya cukup besar mencapai Rp.2 miliar lebih. Kemungkinan tujuan pihak kontraktor jelas untuk mengelabui masyarakat dengan mencopot plang proyek sehingga tidak diketahui kemana rimbanya.

Diharapkan kepada instansi terkait turun tangan mengaudit anggarannya apakah sudah sesuai pekerjaannya dengan bestek atau ada penyimpangan dengan maksud mencari keuntungan berlimpah ruah.(roy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini