Ombak Besar Terjadi 3 Hari Kedepan, Nelayan Terancam Melaut

Sebarkan:



BELAWAN - Berdasarkan data dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk dengan tingginya intensitas hujan dan ombak besar bakal terjadi 3 hari kedepan akan mengancam nelayan melaut.

 Kepala Stasiun BMKG Maritim Belawan, Abdul Aziz mengatakan, kondisi ombak besar setinggi 0,5 meter hingga 2 meter masih terjadi selama 3 hari kedepan di perairan Selat Malaka.

 Cuaca buruk berpeluang hujan ringan dengan angin bertiup dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 2 hingga 10 knot ketinggian gelombang antara 0,2 meter hingga 1 meter.

Perlu diperhatikan di Selat Malaka bagian tengah, berpeluang hujan ringan dengan angin bertiup utara hingga timur laut dengan kecepatan 4 hingga 20 knot, ketinggian gelombang antara 0,5 meter hingga 2 meter.

 "Dengan pantauan satelit, cuaca buruk ini perlu diwaspadai bagi kapal yang berlayar di perairan Selat Malaka, kita sudah menghimbau para nelayan agar tidak melaut dalam waktu 3 hari kedepan," kata Abdul Azis.

 Dijelaskan Abdul Azis, perkiraan cuaca yang terus mereka update setiap hari terus dilakukan pemberitahuan kepada kapal skala besar dan kecil, agar tidak terjadi musibah alam di laut.

 "Perubahan prakiraan cuaca yang terjadi di laut belum bisa kita jelaskan, kita tetap akan memberitahukan perkembangan melalui satelit dan pesan kepada stakholder melalu pesan sms, whatsap dan telegram agar lebih waspada 3 hari kedepan," jelas Abdul Azis.

 Sementara itu, Ketua Aliansi Nelayan Selat Malaka, Abdul Rahman, Rabu (‎20/12) mengatakan, sejak beberapa hari ini, ratusan nelayan dari Belawan tidak melaut, karena kondisi ombak besar terjadi di perairan Selat Malaka.

 "Banyak nelayan besar dan kecil labu jangkar, mereka hanya di laut tidak bisa menangkap ikan di areal zona tangkap, ini belum tahu sampai kapan cuaca buruk terjadi," kata Abdul Rahman.

 Dijelaskan pria yang akrab disapa Atan, pemberitahuan cuaca buruk sudah mereka terima dari BMKG, hanya saja, para nelayan tetap menuju ke laut karena faktor pencaharian untuk menafkahi keluarga.

 "Mau tidak mau, nelayan tetap kelaut, walaupun sulit mendapat ikan, nelayan tetap berusaha mencari ikan dengan kondisi yang ada, karena tidak tahu lagi mau makan apa kalau tidak melaut," jelas Atan.

 Seharusnya, kata pria yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Belawan ini, pemerintah sudah harus memikirkan nasib nelayan pada musim paceklik atau susahnya mencari ikan pada musim ombak besar.

 "Kalau sudah begini, harusnya ada bentuk santunan kesejahteraan kompensasi kepada nelayan, jadi nelayan tidak memaksa diri kelaut karena untuk menafkahi keluarganya, yang kita takutkan akan terjadi musibah di tengah laut," tegas Atan.‎ (mu-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini