Bupati dan Wabup Karo Ajak Masyarakat Sukseskan Revolusi Mental

Sebarkan:




Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI yang diwakili Asisten Deputi Nilai dan Kreatifitas Budaya Kemenko RI, Ir. Iwan Eka Setiawan, M.Sc, Kaseksi Penguatan Wawasan Kebangsaan Fredy Neno, S.Sos pada Dirjen Polpum Kemendagri, Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Paulus Wirutomo yang merupakan Kelompok Kerja Revolusi Mental (Pokja Revmen), Rabu (8/11) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bahas pembentukan gugus tugas Revolusi Mental di Kabupaten Karo bertempat di Hotel Grand Mutiara Berastagi.

Kegiatan ini dimulai pukul 7:30 Wib dan dibuka secara resmi oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH didampingi wakilnya Cory Sebayang, Sekdakab Drs. Kamperias Terkelin Purba, Asisten I Pemerintahan Setdakab Suang Karo-Karo.

Dalam sambutannya, Bupati mengatakan agar seluruh komponen masyarakat dapat membangun kerjasama untuk mensukseskan revolusi mental yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Karena Focus Group Discussion (FGD) ini, menyangkut kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia, yang berdaulat, bermartabat dan berkarakter Pancasila.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan Nawacita pemerintahan Jokowi-JK maka program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) telah dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka Menengah Nasional ( RPJM) 2014-2109. Sebab revolusi mental merupakan upaya untuk mengatasi segala hal yang menghambat kemajuan seperti mengubah cara pandang, cara pikir, perilaku, dan cara kerja, serta membangkitkan kesadaran dan membangun optimistik berorientasi pada kemajuan bangsa maupun negara.

Selain itu, saya mendorong anggota gugus tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Kabupaten Karo dapat ikut berperan sebagai penggerak utama revolusi mental. “Saat ini, Substansi Inpres GNRM itu berisikan aktualisasi perubahan melalui gerakan Indonesia Melayani, gerakan Indonesia Bersih, Tertib, Mandiri dan Bersatu. Maka dari itu, baik para penyelenggara Negara maupun seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama bergandengan tangan mengembangkan dan mendokumentasikan perubahan-perubahan dalam aspek kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara termasuk melestarikan produk-produk seni, kreatifitas dan warisan budaya," ujarnya.

Dan untuk mewujudkannya, sambungnya lagi, kita harus mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, prilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajaun dan kemoderenan. Begitu juga membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai Negara yang berkekuatan besar dan berprestasi tinggi untuk menjadi bangsa yang maju dengan fondasi " Pilar Trisakti". Serta mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia yang baru dan unggul.

Sementara, tim pokja revolusi mental Kemenko PMK pada kata pengantarnya mengatakan revolusi mental adalah usaha untuk mengubah karakter Bangsa Indonesia. Karena itu, revolusi mental harus dipraktekkan bukan sekedar omong-omong saja. Dikatakannya, revolusi adalah suatu gerakan seluruh masyarakat dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali beberapa nilai yang secara strategis amat diperlukan oleh masyarakat untuk mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyatnya dan memenangkan persaingan dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain.

Prof. Paulus Wirutomo mengatakan bahwa secara sosialogis kondisi karakter Bangsa Indonesia yang buruk seperti tidak mandiri, individualistik dan koruptif  dan tidak kreatif sudah tertanam dalam kebudayaan Bangsa Indonesia dalam kurun waktu yang panjang. “Jadi revolusi mental harus mengubah sebagian kebudayaan bangsa yang mengalami pembusukan sekaligus juga untuk mengembangkan unsur-unsur positif Bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan seperti gotong royong,”ujarnya mengawali kata pengantar.

Pantauan wartawan, peserta yang hadir dalam forum diskusi kelompok ini berjumlah 98 orang terdiri atas para penyelenggara negara, pendidik, budayawan/seniman, tokoh masyarakat, organisasi profesi,  pemuda dan mahasiswa,  netizen,  penyandang disabilitas dan juga dari dunia usaha.

Sebelum melanjutkan diskusi, Bupati Karo memberikan cendera mata berupa "Uis beka buluh" kepada tim Pokja Revmen.  Selanjutnya, peserta FGD dibagi menjadi lima kelompok diskusi masing-masing Kelompok Gugus Tugas Gerakan Indonesia Bersih,  Kelompok Gugus Tugas Gerakan Indonesia Melayani dan Kelompok Gugus Tugas Indonesia Tertib, Kelompok Gugus Tugas Indonesia Mandiri dan Kelompok Gugus Tugas Indonesia Bersatu. Setiap kelompok gugus tugas mendiskusikan program kerjanya dan kemudian dipaparkan kepada para peserta diskusi.(Marko Sembiring)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini