Bupati Karo Sumbang Uang Duka Rp.10 Juta Untuk Korban Kecelakaan Maut Mobil BNPB

Sebarkan:



        Tak hanya keluarga dan kerabat korban yang merasakan kehilangan dengan si bungsu dari 6 bersaudara Boris Yelsin Sidebang (14). Siswa SMPN I Namanteran, korban kecelakaan maut di Jalan jurusan Kutarayat-Kabanjahe tepatnya di Perjumaan Badiken Desa Sigarang-garang, Kecamatan Namanteran, Senin (18/9) kemarin.

        Betapa tidak, siswa kelas VII-3 yang dikenal ramah dan baik hati ini harus meregang nyawa setelah mobil BNPB jenis Colt Diesel (Dump Truck) plat B 9040 SBO yang sering mengantarnya ke sekolah jungkir balik di jalan tersebut. Sedangkan teman-temannya berjumlah 35 orang mengalami luka-luka berat dan ringan.

        Teman-teman dan guru-guru yang mengenal korban juga mengaku turut kehilangan sosok korban yang dikenal baik hati dan penurut. “Di sekolah dia sangat baik, sering main-main dengan kami, orangnya juga suka usil tapi lucu. Kasian dia pigi begitu cepat,” ujar Jelia beru Surbakti siswa Kelas VII-4 diamini teman-temannya di sela-sela menghadiri prosesi penguburan korban, Selasa (19/9) di Jambur Desa Kutarayat.

        Hal senada juga dikatakan Kepala Sekolahnya Justin Tarigan, S.Pd. Selama ini ada sekitar seratusan siswa dari SMPN I Namanteran yang bersekolah di SMPN III Kutagadung Berastagi. “Mereka bersekolah disana karena sekolahnya yang dulu sudah rusak akibat terkena dampak erupsi Sinabung. Bukan sekolahnya saja yang kena, bahkan desanyapun ikut terdampak. Sejalan dengan rekomendasi BMKG, warga harus dievakuasi. Saat itu mereka ditempatkan di posko Tongkoh  Berastagi. Mau tidak mau, anak-anak harus bersekolah di SMPN II Kutagadung Berastagi,” ujar Kepsek.

        Nah, sambungnya lagi, setelah warga Desa Kutarayat dikembalikan ke desanya beberapa bulan lalu. Dengan Otomatis anak-anak harus diantar-jemput dari Kutarayat menuju sekolahnya di Berastagi setiap hari. “Yah, harapan kami kepada pemerintah, agar menyediakan kendaraan yang baik dan nyaman bagi anak-anak kami ini. Kalau bisa sopir yang disediakan pemerintah juga harus yang terdidik,” ujarnya.

        Sementara orangtua korban Haslin Sidebang (45) dan Netty beru Sihotang (44) mengisahkan, sebelum kejadian, korban sempat tak ingin sekolah. “Pagi-pagi dia (Boris) bilang sama aku, Mak, aku gak sekolah ya hari ini. Disitu aku marah dan maksa dia agar pigi sekolah. Mungkin karena malas karena cuaca hujan jadi dia malas. Ehh, gak taunya itu tanda-tandanya,” ujar beru Sihotang sedih.


Suasana duka di Jambur Desa Kutarayat, Kecamatan Namanteran, Selasa (19/9) diselimuti para pelayat yang terdiri atas keluarga, kerabat, teman sekolah dan guru korban.

Kedatangan para pelayat untuk menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada korban Boris Yelsin Sidebang. Tak ketinggalan, Pemkab Karo dalam hal ini Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH dan wakilnya cory Sebayang serta unsur Forkopimda seperti Kapolres Karo, perwakilan Kodim 0205/TK, perwakilan dewan Efendi Sinukaban dan Kepala SKPD lingkungan Pemkab, para Asisten, Camat dan relawan Sinabung berikut wartawan ikut hadir mengucapkan belasungkawa.

“Mudah-mudahan kedepannya, kita akan benahi lagi angkutan anak-anak kita. Sekali lagi Pemkab Karo minta maaf atas kekurangan kami dalam segala pelayanan. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga keluarga dapat tabah dan sabar menerima atas kepergian anak kami ini,” ujar Bupati saat menyampaikan kata sambutan duka cita.

Sejurus itu, anggota DPRD Karo Efendi Sinukaban sangat menyesalkan kejadian yang menimpa siswa-siswi korban erupsi Sinabung yang harus bersekolah ke Berastagi. “Kalau kita hitung, jarak dari desa ke Berastagi sangat jauh. Untuk itu Pak Bupati, tolong kedepannya dibenahi lagi. Jangan terjadi lagi peristiwa seperti ini. Usahakan sekolah yang sudah dibangun menggunakan APBD tahun kemarin secepatnya difungsikan. Semoga kita mengambil hikmah dengan kejadian-kejadian yang sudah terjadi kemarin-kemarin. Jadi kami mohon kepada keluarga, agar tetap tabah dan sabar serta minta maaf atas kesalahan wakil rakyat yang telah lalai mengawasi kinerja pemerintah saat ini,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Wabup agar siswa-siswi yang masih bersekolah di Berastagi secepatnay bersekolah di sekolah yang sudah dibangun. “Usahakan Pak Kadis, sekolah harus difungsikan, jangan berlarut-larut. Mau muridnya berjumlah 15 orang kek dalam sekelas segera difungsikan. Jangan kalian diam-diam saja. Jangan nanti terjadi hal-hal seperti ini baru kalian bergerak. Ini tugas dan perintah agar segera dilaksanakan. Data semua siswa dan tugaskan guru-guru yang akan mengajar,” tegas Wabup.

Usai menyampaikan rasa belasungkawa, pemkab Karo menyerahkan uang duka cita sebesar Rp. 10 juta kepada keluarga korban yang diserahkan langsung oleh Bupati Karo. ( Marko)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini