Jelang Lebaran Produksi Sawit dan Karet Turun, Harga pun Anjlok

Sebarkan:
Masih teringat kuat di benak sejumlah petani sawit dan karet di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas), setidaknya selama lima tahun terakhir harga komoditas tandan buah segar (TBS) sawit dan karet kerap anjlok saat menjelang lebaran.

Begitu pula halnya dengan hasil produksi kedua komoditas andalan mayoritas warga masyarakat di daerah ini, yang kerap mengalami penurunan hasil produksi saat menjelang lebaran. Yang faktor utamanya disebabkan, saat akan lebaran tepat pada musim kemarau.

Noyan Hasibuan, satu petani karet di Kecamatan Sosa, kepada wartawan, Selasa (13/6/2017) menyebutkan, saat ini harga jual karet sudah turun di kisaran Rp 5.700 sampai Rp. 5.800 perkilogram.

"Padahal, dua minggu yang lalu, harga jual karet masih Rp 6.000 sampai Rp. 6.300 perkilonya. Sebelum itu, harganya masih Rp 7.000 sampai Rp 7.500. Tapi, entah kenapa harganya terus turun, sampai sekarang ini hanya Rp 5.800 perkilonya," ujar Noyan.

"Memang, sulit juga kami rasakan kondisinya seperti ini. Apalagi ini sudah dekat lebaran, kan bang. Karena, bukan hanya harga jualnya aja yang turun, hasil deresan getah karetnya juga turun. Soalnya, udah tiga minggu gak turun hujan di tempat kita ini," tambahnya.

"Kalau dua sampai tiga minggu yang lalu, setiap tiga hari sekali sebanyak 70 sampai 80 kilo getah karet bisa ku bangkit. Tapi, seminggu ini, setiap tiga hari sekali dibangkit, cuman dapat getah karet sebanyak 55 sampai 65 kilo aja, bang," keluhnya.

Senada itu, Mahyudin, satu petani sawit di Kecamatan Hutaraja Tinggi (Huragi) mengungkapkan, dari seluas lima hektare kebun sawit miliknya, saat ini hasil panen TBS sawitnya hanya sebanyak 1,5 ton. Biasanya, setiap putaran panen bisa mendapat 3,5 ton buah sawit.

"Sudahlah buah sawitnya terus trek, harga jualnya ikut turun. Minggu ini saya jual buah sawit di harga Rp 1.710 perkilo. Sebelumnya, harga jual buah sawit masih Rp 1.730 perkilo. Kami jual buah sawit di PKS Aliaga," jelasnya.

Menurut Mahyuddin, menurunnya hasil panen buah sawit, dikarenakan faktor kemarau panjang tahun lalu dan saat ini sudah tiga minggu tidak juga turun hujan.

"Kalau hujan tak turun, tentu akan berpengaruh terhadap buah sawit. Sawit yang kurang air, tentu buahnya akan ringan dan akan mengurangi pendapatan petani.

Untuk itu, baik petani sawit maupun petani karet di daerah Palas sangat berharap peran aktif dan sikap tanggap dari pemerintah setempat, agar harga sawit dan karet di daerah ini tetap stabil. Mengingat sampai saat ini mayoritas penduduk di Palas masih berkebun sawit dan karet.(pls-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini