Intensitas Hujan Masih Tinggi, Banjir Terus Hantui Warga Langkat

Sebarkan:


Hingga tanggal 30 Mei mendatang, intensitas hujan masih tinggi di Sumatera Utara terlebih di Kabupaten Langkat. Untuk itu, masyarakat khususnya yang menetap di bantaran sungai untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. 



Hal ini sempat diungkapkan Kasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat Noto Atmojo, saat dihubungi via selular, Kamis (25/5) siang. "Prakiraan cuaca ini kita dapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumut," terang Noto, diujung selular.  



Untuk mengantisipasi banjir susulan, jelasnya, pihak BPBD terus melakukan patroli ke wilayah-wilayah rawan banjir seperti Tanjung Pura dan Sei Lepan serta daerah rawan lainnya di Kabupaten Langkat. Bahkan pihak BPBD telah menyiagakan posko banjir dan personil untuk membantu warga yang tertimpa musibah banjir. 



"Selain patroli, kita juga mendirikan poski banjir dan dapur umum. Terutama didaerah rawan banjir seperti di Kecamatan Sei Lepan. Karena debit air masih tinggi di hulu sungai," papar dia, kembali mengharapkan kewaspadaan masyarakat. 



Akibat dampak banjir yang terjadi di beberapa titik tepat di Kecamatan Sei Lepan dan Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, selain merendam ratusan rumah di daerah tersebut, banjir juga merusak ratusan hektar lahan pertanian milik warga disana. 



"Banjir sudah terjadi sejak Selasa tanggal 23 malam kemarin. Selain rumah, ratusan hektar lahan pertanian juga terendam. Untuk Sei Lepan, setidaknya ada 148 hektar yang sebagian besar merupakan lahan persawahan," terang Rizal Matondang, selaku Camat Sei Lepan. 



Untuk ketinggian air, papar dia, mencapai satu meter dan kemungkinan bisa meningkat jika hujan kembali mengguyur. Dan rata-rata lahan persawahan yang terendam banjir baru saja disemai padi. Sehingga kemungkinan besar tumbuhan akan rusak akibat banjir yang terjadi. 



"Akibat banjir yang terjadi dipastikan lahan pertanian akan rusak. Karena petani baru saja menyemi (menanami) lahan mereka. Tiga desa sawah terendam banjir yakni Desa Harapan Baru, Desa Harapan Jaya dan Desa Lama Baru," jelas dia. 



Sedangkan untuk lahan perkebunan jagung dan sayur, timpal Camat, petani juga baru saja menanam dan diperkirakan baru sebulanan. Dan tidak menutup kemungkinan sebagian lahan akan rusak parah akibat banjir yang terjadi. 



"Keseluruhan masyarakat petani akan merugi akibat dampat banjir yang terjadi. Dan kita sudah membuat laporan permasalahan ini ke tingkat Kabupaten," papar dia kembali. 



Sementara dari data diterima, di Kecamatan Babalan, bajir juga merusak sedikitnya 68 hektar lahan pertanian tepat di desa Pelawi Utara dan Pelawi Selatan. 



Dampak banjir yang terjadi juga membuat beberapa warga yang rumahnya masih terendam harus mengungsi. Seperti salah satu warga bernama Sumianti (45) warga Desa Lama Baru, Kecamatan Sei Lepan, Langkat. 



Sejak Selasa, malam lalu dia dan suami serta anak-anaknya mengubgsi di tenda seadannya berukuran dua kali dua meter. Rumahnya yang berada dekat dengan tanggul sungai terendam banjir. "Sudah dari kemarin kami mengungsi pak. Karena air dengan deras masuk ke dalam rumah," lirih Sumiati. 



Ia dan suami juga harus mengungsikan sejumlah pakaian dan barang lain agar tidak rusak. Karena barang-barang ini akan dipakai untuk keperluan sehari-hari di tenda darurat. 



"Banjir kali ini didesa kami merupakan banjir yang terparah. Sehingga saya harus mengungsi karena air terus masuk ke dalam rumah," terangnya. 



Dia juga mengaku, tidak ingin pindah ke posko pengungsi karena lokasi dinilai cukup jauh dari rumahnya. "Jauh tenda pengungsian yang didirikan pak. Makanya kami enggan pindah kesana dan lebih mendirikan tenda sendiri. Sudah tiga malam kami disini, tapi belum juga dapat bantuan dari Dinas Sosial. Untuk itu kami berharap kepad Bapak Bupati, melihat penderitaan kami," tutur dia. 



Dirinya dan beberapa masyarakat disanapun berharap, agar pemerinrah setempat khusunya Pemkab Langkat, lebih serius lagi memperbaiki tangguk sungai. Agar banjir tidak lagi menggenangi rumah mereka dan membuat mereka mengungsi. 



"Tolong sampaikan amanah kami pak. Sehingga banjir tidak lagi menggenangi rumah kami. Lelah loh pak terus-terusan mengubgsi seperti ini," lirihnya kembali. (lkt-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini