Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi
Waseso (Buwas) mendadak muncul sebagai kandidat kuat sebagai bakal calon
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) yang akan diusung oleh Partai PDI Perjuangan.
Bahkan, mantan Kabareskrim Mabes Polri itu disebut sudah
mendaftarkan diri ke Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDI Perjuangan di Jakarta.
Informasi yang diterima dari beberapa kader PDI
Perjuangan, Buwas telah di rekomendasikan oleh PDI Perjuangan. Menurut mereka,
Buwas akan disandingkan dengan Sihar Sitorus.
"Kabarnya Ibu (Megawati, red) setuju untuk
mencalonkan Budi Waseso dan wakilnya Sihar Sitorus. Tapi untuk kepastiannya,
kita tunggu pengumuman resmi aja," ujar seorang kader yang enggan
menyebutkan namanya, Minggu (12/11/2017).
Sebelumnya, Politisi PDI Perjuangan yang juga Anggota
DPRD Sumut Wasner Sianturi juga menyebutkan, kabar akak diusungnya Buwas itu
sudah menyebar di kalangan internal partai.
"Jadi pembahasan juga itu di kami. Yang saya dengar
begitu, bahwa Pak Buwas sudah mendaftar ke DPP untuk Pilgubsu 2018. Kan
mendaftarnya boleh ke DPW atau langsung ke DPP. Itu sah-sah saja,” ungkap
Wasner.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Tebingtinggi dan
Serdangbedagai ini juga mengatakan bahwa Buwas akan berpasangan dengan Sihar
Sitorus.
“Katanya pun akan berpasangan dengan Sihar Sitorus. Ini
sangat ideal. Hanya pemain narkoba lah sekarang yang ketakutan,” tukasya.
Sementara, Anggota DPRD Sumut Fraksi PDI Perjuangan
lainnya Sutrisno Pengaribuan juga tidak membantah isu tersebut.
Tapi dia belum bisa memastikan hal tersebut, karena masih
menunggu rekomendasi resmi DPP PDI Perjuangan.
"Sebelum ada rekomendasi dari DPP, saya belum bisa
pastikan. Tapi jika benar, maka saya yakin ini adalah pilihan yang sangat
baik,” katanya.
Menurutnya, kemunculan nama Buwas memang cukup
mengejutkan banyak pihak, namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya sosok ini
adalah yang terbaik.
Mengenai calon pasangan Buwas nantinya, Sihar Sitorus,
menurut Sutrisno, itu juga merupakan keputusan yang sangat baik juga. Apalagi,
sosok Sihar cukup dikenal luas oleh masyarakat Sumut di beberapa bidang,
termasuk pemuda dan olahraga.
“Saya kira ini adalah pasangan yang ideal. Tapi biarpun
demikian, kita tunggu pengumuman resmi dari DPP," imbuhnya.
Perlu diketahui, Komjen Pol Budi Waseso yang merupakan
lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1985 ini memiliki beberapa prestasi gemilang
dalam karirnya di kepolisian.
Seperti, Tahun 2010, Buwas berhasil memimpin penangkapan
Susno Duadji pada April 2010 di Bandara Soekarno-Hatta, ketika akan pergi ke
Singapura. Jika bukan Buwas, Perwira Polisi manapun tidak akan berani menangkap
atasannya. Kala itu, Buwas belum berpangkat Komjen atau jenderal bintang tiga.
Kemudian, Tahun 2012, berpangkat Brigadir Jenderal
(Brigjen) Polisi, Buwas membabat habis kasus-kasus korupsi yang mangkrak di
Polda Gorontalo. Prestasi dan keberaniannya itu, membawanya naik jabatan
sebagai Kapolda Gorontalo. Dia cukup berani membuka dan menuntaskan kasus
korupsi yang sudah lama ‘terparkir’ di Polda Gorontalo.
Lalu, pada Tahun 2014, Buwas menangkap Wakil Ketua KPK,
Bambang Widjojanto. Akibat aksinya, Buwas mendapat cacian dan makian dari para
nitizen. Keberanian Buwas diapresiasi oleh Presiden Jokowi. Pangkat dipundaknya
diganti menjadi Jenderal bintang tiga alias Komisaris Jenderal (Komjen).
Tahun 2015, melalui aksi yang sangat taktis, Buwas mampu
mengungkap Kasus Korupsi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Bareskrim
Mabes Polri, didasari pengusutan detail mampu mencium aroma korupsi pembangunan
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung. Stadion yang sangat
megah mengabiskan dana sekitar Rp 550 Miliar.
Kemudian, pada Tahun 2015, Kabareskrim Budi Waseso
melalui Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigjen Victor berhasil
mengungkap dugaan korupsi penjualan Kondensat yang melibatkan PT TPPI dengan
SKK Migas. Kerugian negara ditaksir hingga 156 juta USD.
Kemudian, mengusut perkara dugaan korupsi dan pencucian
uang yang melibatkan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) dan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas).
Mengungkap praktek korupsi ditubuh BUMN, yakni Pelindo
II. Kasus yang tengah dibidik Bareskrim ini, membuat geram Dirut Pelindo II, RJ
Lino. Pasalnya, pihak Bareskrim berani menggeledah ruang kerja Lino. Dari
sinilah berakhirnya aksi memukau Komjen Pol Budi Waseso. Kini, dia dimutasi menjadi
Kepala BNN.(sandy)